GOA BALIM - Suasana hening di pegunungan Papua mendadak berubah menjadi hangat pada Minggu (7/9/2025). Di Kampung Wamitu, Distrik Goa Balim, gereja sederhana berdiri sebagai saksi perjumpaan penuh makna antara prajurit TNI dan masyarakat. Bukan senjata yang mereka bawa, melainkan doa, persaudaraan, dan ketulusan hati.
Prajurit Satgas Yonif 408/Sbh tiba di Gereja Baptis Wamitu dengan langkah penuh damai. Senyum dan salam yang terjalin antara jemaat dan prajurit mengisi ruangan dengan nuansa kekeluargaan. Di balik keheningan doa, tumbuh keyakinan bersama bahwa Papua yang aman dan damai bisa dibangun melalui kebersamaan.
Ibadah Jadi Jembatan Persaudaraan
Komandan Pos (Danpos) Wamitu, Lettu Inf Indra, menegaskan bahwa ibadah bersama adalah salah satu cara paling tulus untuk mendekatkan diri dengan masyarakat.
“Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan rohani, ibadah ini juga menjadi sarana mempererat kebersamaan dan persaudaraan antara TNI dan masyarakat. Kami ingin kehadiran kami tidak hanya terlihat sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai saudara yang hidup bersama warga, ” ujarnya.
Kehangatan itu makin terasa ketika jemaat menyambut dengan penuh syukur. Pendeta Gendis Wenda, yang memimpin ibadah, menyampaikan apresiasi mendalam atas kehadiran Satgas.
“Saya mewakili jemaat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak TNI dari Satgas 408 yang telah melaksanakan ibadah bersama kami. Semoga kegiatan ini menjadi teladan agar jemaat semakin giat beribadah, ” tuturnya dengan nada penuh haru.
Pesan Damai dari Pangkoops Habema
Kegiatan sederhana namun sarat makna ini juga mendapat perhatian dari Panglima Komando Operasi (Pangkoops) Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto. Menurutnya, apa yang dilakukan prajurit Yonif 408/Sbh adalah wujud nyata dari operasi TNI yang mengedepankan sisi spiritualitas dan kemanusiaan.
“Kehadiran prajurit di gereja bukan hanya soal tugas, tetapi panggilan hati. Ini adalah bukti bahwa TNI hadir di tengah masyarakat sebagai bagian dari keluarga besar. Di balik seragam, ada hati yang tulus mengabdi, membangun Papua dengan pendekatan humanis dan penuh kasih, ” tegasnya.
Menabur Benih Kasih di Tanah Papua
Di Kampung Wamitu, ibadah minggu itu meninggalkan jejak yang lebih dalam daripada sekadar ritual keagamaan. Ia menjadi simbol bahwa TNI dan masyarakat bisa berjalan berdampingan, tidak hanya dalam menjaga keamanan, tetapi juga dalam menumbuhkan kasih dan persaudaraan.
Di balik tugas menjaga perbatasan, prajurit Yonif 408/Sbh telah menabur benih-benih perdamaian. Benih yang suatu saat akan tumbuh menjadi pohon persaudaraan, menaungi setiap langkah warga Papua menuju masa depan yang lebih terang dan penuh harapan.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono