JAKARTA - Sebuah langkah monumental tengah disiapkan untuk menghadapi ancaman nyata yang mengintai pesisir utara Pulau Jawa. Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini memberikan sinyal kuat akan dimulainya pembangunan mega proyek tanggul laut raksasa, yang dikenal sebagai Giant Sea Wall. Inisiatif ini bukan sekadar proyek fisik, melainkan sebuah upaya penyelamatan besar-besaran bagi jutaan nyawa dan denyut perekonomian di salah satu wilayah terpadat di Indonesia.
Keberadaan tanggul laut sepanjang 535 kilometer ini diharapkan menjadi benteng kokoh yang akan melindungi sekitar 50 juta penduduk dari gelombang abrasi air laut yang kian menggerus daratan. Lebih dari itu, kawasan industri vital yang berjejer di sepanjang pesisir utara Jawa juga akan terselamatkan dari potensi kerusakan yang mengancam kelangsungannya.
“Kita juga harus segera bangun Tanggul Laut Pantura Jawa untuk selamatkan Pantura, segera kita mulai membangun tanggul sepanjang 535 Km, ” ungkap Prabowo dalam pidatonya di Munas PKS yang diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta, pada Senin (29/9/2025). Beliau menambahkan, “Saudara-saudara ini akan selamatkan 50 juta rakyat kita dan begitu banyak kawasan industri di pantura.”
Presiden menyadari bahwa pembangunan proyek ambisius ini bukanlah perkara mudah. Mengingat skala dan cakupan daratan yang dilindungi, pembangunannya harus dilakukan secara bertahap. Perkiraan waktu yang dibutuhkan pun tidak sedikit, yakni antara 20 hingga 25 tahun. Namun, semangat untuk memulai haruslah didahulukan.
“Dan ini mungkin membutuhkan waktu yang tidak sedikit, perhitungan kita ini butuh 20 - 25 tahun. tapi kita tidak boleh ragu minimal kita mulai sekarang, ” tegas Prabowo. Beliau melanjutkan dengan optimisme, “Nanti ada generasi yang akan selesaikan perjalanan 1.000 Km dimulai satu langkah langkah itu dimulai dengan keberanian dan keputusan.”
Proyek Giant Sea Wall ini diperkirakan membutuhkan investasi yang sangat besar. Pemerintah memproyeksikan anggaran yang dibutuhkan bisa mencapai angka US$ 80 miliar, atau setara dengan Rp 1.298 triliun. Dana fantastis ini dialokasikan untuk menanggulangi masalah banjir yang semakin sering melanda kawasan Pantura Jawa, terutama di beberapa wilayah yang kondisinya semakin memprihatinkan seperti pesisir utara Jakarta, Semarang, dan Demak. (PERS)