PAPUA - Publik Papua kembali diguncang oleh ulah kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM). Sebuah video yang beredar luas di media sosial menampilkan anggota OPM dengan sengaja memamerkan tumpukan uang yang diduga hasil rampasan Dana Desa. Aksi provokatif ini langsung menuai kecaman keras dari berbagai tokoh masyarakat, yang menilai tindakan OPM bukan hanya merugikan pemerintah, tetapi juga merampas hak rakyat kecil di pedalaman.
Padahal, Dana Desa sejatinya diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur, pelayanan publik, hingga pemberdayaan masyarakat. Namun, dalam tayangan video tersebut terlihat jelas bagaimana uang rakyat itu dijadikan ajang pamer kekuasaan. Peristiwa ini semakin mempertegas pola OPM yang selama ini kerap melakukan pemerasan, penjarahan, hingga sabotase terhadap program-program pembangunan di Papua.
Tokoh Masyarakat Papua Bersuara
Tokoh masyarakat asal Kabupaten Nduga, Yonas Tabuni, tidak bisa menyembunyikan amarahnya. Ia menegaskan bahwa tindakan OPM adalah bentuk perampasan hak masyarakat kecil yang seharusnya menikmati pembangunan.
“Dana Desa adalah milik rakyat. Itu untuk membangun jalan, jembatan, sekolah, dan fasilitas kesehatan. Tetapi mereka rampas dan pamerkan seperti barang mainan. Ini kejahatan luar biasa terhadap masyarakat Papua sendiri, ” tegasnya, Rabu (17/9/2025).
Nada kekecewaan serupa disampaikan tokoh adat dari Yahukimo, Petrus Wanimbo. Menurutnya, aksi OPM semakin memperlihatkan wajah asli mereka yang jauh dari citra “pejuang rakyat” yang selama ini diklaim.
“Kalau benar pejuang, mereka tidak mungkin merampas Dana Desa. Apa yang mereka lakukan justru membuat rakyat semakin miskin dan menderita. Mereka bukan pahlawan, melainkan perampok bersenjata, ” ujarnya penuh nada kecewa.
Rakyat Kian Sadar
Video pamer hasil rampasan Dana Desa ini kini menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat Papua. Banyak warga menilai OPM sudah semakin jauh dari tujuan perjuangan, dan hanya bertahan hidup dengan merampas hak rakyat sendiri. Alih-alih memperjuangkan kesejahteraan, mereka justru menjadi penghambat utama pembangunan, keamanan, dan perdamaian di Bumi Cenderawasih.
Tokoh adat dari Wamena, Yakob Kogoya, menutup dengan pernyataan keras yang mewakili suara hati banyak orang Papua:
“Cukup sudah. Jangan lagi ada yang percaya pada mereka. Rakyat Papua harus berdiri bersama, menjaga dana pembangunan, dan menolak dengan tegas segala bentuk perampasan oleh OPM.”
Catatan Redaksi
Aksi pamer uang rampasan Dana Desa oleh OPM bukan hanya melukai hati rakyat, tetapi juga membuka mata publik tentang wajah asli kelompok bersenjata tersebut. Alih-alih membela rakyat, mereka justru memperdalam luka dan kemiskinan yang sudah lama membayangi Papua.
(APK/RED1922)