TOKOH - Sosok Agoes Projosasmito, atau yang akrab disapa Agoes Projo, kini mulai mencuri perhatian publik. Namanya tak lagi sekadar beredar di kalangan pebisnis dan investor, melainkan telah resmi masuk dalam daftar elite orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes.
Perjalanan karier Agoes Projosasmito yang puluhan tahun malang melintang di industri keuangan memberikan fondasi kokoh. Pengalamannya sebagai Head of Capital Market Danareksa pada 1982, sebelum melanjutkan kiprahnya di DBS Securities Indonesia sebagai wakil presiden direktur (1992-1995), membuktikan keahliannya dalam mengelola pasar modal.
Tak berhenti di situ, setelah kembali ke Danareksa sebagai presiden direktur atas penunjukan Kementerian BUMN (1995-2001), Agoes Projosasmito kemudian memutuskan untuk merambah dunia bisnis pertambangan. Gerakannya di sektor ini tak main-main, baik sebagai pemegang saham maupun sebagai pucuk pimpinan di berbagai perusahaan tambang strategis.
Saat ini, namanya tercatat sebagai Direktur Utama PT Bumi Resources Minerals Tbk dan Wakil Direktur Utama PT Bumi Resources. Keduanya adalah raksasa produsen batu bara di Indonesia, yang sahamnya mayoritas dikuasai oleh Grup Bakrie. Ini adalah bukti nyata jangkauan bisnisnya yang kian meluas.
Hubungan akrabnya dengan konglomerat Anthoni Salim juga menjadi sorotan. Kedekatan ini bermula ketika Agoes Projosasmito memberikan kontribusi signifikan dalam proses penawaran umum perdana saham (IPO) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, perusahaan semen terkemuka milik Grup Salim.
Namun, lonjakan kekayaan yang mendadak dan menempatkannya di jajaran teratas orang terkaya Indonesia tak lepas dari kepemilikannya di PT Amman Mineral Internasional Tbk (kode emiten: AMMN). Perusahaan ini dikenal sebagai operator tambang emas terbesar di Indonesia, bersaing ketat dengan Freeport di Papua.
Penambangan emas yang dilakukan PT Amman Mineral Internasional Tbk berpusat di kawasan Batu Hijau, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Momen krusial yang mendongkrak kekayaan Agoes Projosasmito adalah keberhasilan IPO AMMN di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Juli 2023. Saat itu, harga saham perdana ditawarkan sebesar Rp 1.695 per lembar, berhasil meraup dana Rp 10, 73 triliun.
Fenomena kenaikan harga saham AMMN yang luar biasa semakin menggandakan pundi-pundi kekayaan pemegang sahamnya. Pada 14 Juni 2024, saham AMMN sempat melesat menembus level Rp 12.100 per lembar. Bayangkan saja, lonjakan ini berdampak langsung pada nilai aset para investornya.
Berdasarkan data profil perusahaan di BEI, Agoes Projosasmito tercatat sebagai pemegang saham individu terbesar di AMMN dengan kepemilikan langsung sebesar 0, 399 persen. Angka ini mungkin terlihat kecil, namun melihat nilai kapitalisasi pasar perusahaan, dampaknya sangat signifikan.
Tak hanya itu, ia juga menguasai saham PT Amman Mineral Internasional Tbk secara tidak langsung melalui PT Medco Energi Internasional Tbk, perusahaan migas yang didirikan oleh Arifin Panigoro. Medco Energi memiliki 20, 915 persen saham di AMMN, dan Agoes Projosasmito diketahui memiliki sebagian saham di perusahaan migas tersebut. Selain itu, namanya terdaftar sebagai Direktur PT AP Investment, entitas yang turut menggenggam 15, 45 persen saham AMMN. (PERS)