PANGKEP SULSEL - Transformasi lahan eks industri menjadi ruang hijau dan produktif bukan lagi sekadar wacana. PT Semen Tonasa, perusahaan semen terbesar di Kawasan Timur Indonesia, menunjukkan langkah nyata melalui inovasi pemanfaatan lahan bekas pabrik Semen Tonasa Satu di kelurahan Tonasa Satu Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan untuk budidaya pisang lokal. Inisiatif ini menjadi angin segar di tengah isu lingkungan dan krisis lahan produktif di berbagai daerah.
Sebagaimana diketahui, lahan bekas pabrik semen umumnya meninggalkan tantangan lingkungan yang tidak kecil. Mulai dari pencemaran tanah, kerusakan ekosistem, hingga potensi lahan tidur yang tidak dimanfaatkan secara optimal. Namun, PT Semen Tonasa membuktikan bahwa dengan pendekatan yang tepat, lahan tersebut bisa dikembalikan menjadi sumber kehidupan baru, salah satunya melalui penanaman pisang lokal.
Pisang lokal, sebagai komoditas asli daerah, dipilih bukan tanpa alasan. Selain memiliki nilai ekonomi, pisang juga dikenal sebagai tanaman yang cukup adaptif dan mampu tumbuh di berbagai kondisi tanah. Dalam konteks lahan eks pabrik, pilihan ini menjadi cerminan upaya menghidupkan kembali tanah yang sebelumnya mungkin dianggap "mati" oleh sebagian orang.
Langkah PT Semen Tonasa ini sejalan dengan konsep ekonomi sirkular yang saat ini mulai digencarkan di banyak sektor industri. Alih-alih membiarkan lahan terlantar, perusahaan memilih untuk memutar kembali manfaat tanah tersebut untuk masyarakat sekitar. Ini tentu menjadi contoh baik bagaimana perusahaan besar bisa turut bertanggung jawab atas jejak ekologisnya.
Tidak hanya berhenti pada aspek lingkungan, inovasi penanaman pisang lokal ini juga membuka peluang sosial-ekonomi bagi masyarakat. Keterlibatan warga dalam pengelolaan kebun pisang menjadi bentuk nyata kolaborasi antara perusahaan dan komunitas. Dengan demikian, manfaat revitalisasi lahan ini tidak hanya dinikmati oleh perusahaan, tetapi juga memberikan dampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.
Lebih jauh, upaya ini menjadi bagian penting dari strategi corporate social responsibility (CSR) perusahaan. Tidak sekadar memberi bantuan, tetapi memberdayakan masyarakat melalui program jangka panjang yang berkelanjutan. Ketika pisang yang ditanam di lahan eks pabrik ini mulai berbuah, masyarakat bisa menikmati hasilnya, baik untuk kebutuhan pangan maupun sebagai produk bernilai ekonomi.
Namun, tentu tidak dapat dipungkiri bahwa proses revitalisasi lahan eks pabrik semen menjadi kebun pisang memiliki tantangan tersendiri. Mulai dari proses rehabilitasi tanah, pengujian kualitas tanah, hingga memastikan tanaman dapat tumbuh optimal. Oleh karena itu, peran serta ahli pertanian dan lingkungan dalam program ini menjadi sangat penting agar hasilnya maksimal.
Meski demikian, semangat yang ditunjukkan PT Semen Tonasa patut diapresiasi. Di tengah semakin maraknya kerusakan lingkungan akibat industrialisasi, langkah perusahaan ini menjadi harapan baru bahwa industri dan alam tidak selalu harus berseberangan. Justru, industri bisa menjadi agen perubahan untuk memulihkan alam yang sempat rusak oleh proses produksinya sendiri.
Apalagi, jika program ini sukses, bisa menjadi pilot project yang menginspirasi perusahaan-perusahaan lain, tidak hanya di sektor semen, tetapi juga industri lainnya. Bayangkan jika setiap lahan eks industri yang tak terpakai bisa disulap menjadi kebun produktif—pangan lokal, hutan kota, atau area hijau lainnya—tentu akan sangat membantu mengatasi krisis lingkungan dan pangan yang kini menjadi tantangan global.
Selain itu, pemanfaatan pisang lokal Pangkep sebagai tanaman utama juga menjadi upaya pelestarian tanaman endemik daerah. Di tengah gempuran buah impor dan tanaman hibrida, menjaga eksistensi pisang lokal berarti menjaga identitas dan kearifan lokal. Ini juga bisa menjadi daya tarik baru bagi pariwisata dan industri kreatif berbasis pertanian.
Langkah ini juga selaras dengan target pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya tujuan ke-12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, serta tujuan ke-15 tentang menjaga ekosistem daratan. Dengan menghidupkan kembali lahan bekas industri menjadi lahan produktif, PT Semen Tonasa berkontribusi langsung dalam pencapaian target global tersebut.
Perlu diingat bahwa peran pemerintah daerah juga sangat penting untuk mendukung inisiatif seperti ini. Melalui regulasi, insentif, dan dukungan teknis, program serupa bisa diperluas dan menjadi gerakan bersama, sehingga manfaatnya semakin luas dan berdampak bagi masyarakat. Sinergi antara perusahaan, masyarakat, dan pemerintah menjadi kunci keberhasilan program ini.
Akhirnya, dari lahan keras yang pernah menjadi tempat pembuatan semen, kini tumbuh tanaman pisang yang penuh manfaat. Inovasi PT Semen Tonasa ini bukan sekadar soal menanam, tetapi tentang mengembalikan kehidupan, harapan, dan masa depan pada sebidang tanah yang pernah berjasa bagi pembangunan. Sebuah contoh bahwa industri bisa menjadi bagian dari solusi, bukan semata-mata bagian dari masalah
Pangkep 16 Maret 2025
Penulis: Herman Djide, Ketua Dewan Pimpinan Daerah ( DPD) Jurnalis Nasional Indonesia ( JNI ) Cabang Kabupaten Pangkep