JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto secara resmi menunjuk Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang baru. Keputusan ini secara otomatis mengakhiri masa jabatan Erick Thohir sebagai pucuk pimpinan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pergeseran strategis ini tak pelak memicu diskusi hangat, terutama mengenai arah dan nasib Kementerian BUMN ke depan.
Menanggapi dinamika ini, Sekretaris Jenderal Partai Golkar sekaligus Anggota Komisi VI DPR RI, M. Sarmuji, mengungkapkan ketidakpastian mengenai langkah selanjutnya pemerintah terkait Kementerian BUMN. Ia menyampaikan bahwa belum ada gambaran pasti mengenai rencana pasca-Erick Thohir. Ada kemungkinan penunjukan pelaksana tugas (plt) dari jajaran wakil menteri BUMN, atau bahkan perombakan struktur yang lebih fundamental.
"Saya belum tahu rencana pemerintah kelanjutannya pasca ini, bisa jadi ditunjuk plt dari wakil menteri BUMN atau bisa jadi ada rencana baru terhadap Kementerian BUMN yang bersangkutan, karena sekarang kan sudah ada Danantara, " ujar Sarmuji di DPP Golkar, Jakarta Barat, Rabu (17/9/2025).
Lebih lanjut, Sarmuji menyoroti perlunya kajian ulang terhadap hubungan sinergis antara Kementerian BUMN dan entitas seperti Danantara. Ia menekankan pentingnya melihat kembali relevansi Kementerian BUMN dalam formatnya saat ini, mengingat adanya pemain baru yang berpotensi mengubah lanskap pengelolaan BUMN.
"Bagaimana pola hubungan antara Danantara dengan Kementerian BUMN itu kan sesuatu yang krusial yang perlu ditinjau lagi, apakah masih diperlukan Kementerian BUMN seperti yang saat ini? Atau ada rencana-rencana yang lain? Kita lihat perkembangannya, " ucapnya.
Menurut Sarmuji, pemerintah kemungkinan besar memiliki visi baru untuk tataran Kementerian BUMN. Ia kembali menggarisbawahi potensi ambiguitas dalam relasi antara BUMN dan Danantara yang ada saat ini, sehingga membuka peluang adanya formasi baru.
"Kita belum tahu rencana besarnya seperti apa, ya kan tadi saya sampaikan bisa jadi pola hubungan antara Danantara dan Kementerian BUMN, bisa jadi pemerintah punya rencana baru, tidak seperti sekarang. Kalau sekarang kan tampak Kementerian BUMN sama Danantara bisa terjadi ambigu pola hubungannya, karena itu mungkin saja ada rencana baru yang sampai sekarang kita belum tahu Jadi kita nggak bicara orangnya Tetapi desain lembaganya nanti seperti apa yang pas, " tuturnya.
Sarmuji berpendapat bahwa merekrut figur pengganti Erick Thohir bukanlah persoalan yang pelik. Namun, tantangan sesungguhnya terletak pada perumusan desain kelembagaan yang paling tepat untuk masa depan, terutama jika mempertimbangkan keberadaan Danantara.
"Orangnya sih gampang, desain lembaganya itu lho, mau diapakan setelah ini, kalau misalnya karena ada Danantara, (Kementerian) BUMN dibekukan? Kita belum tahu rencananya seperti apa, " imbuhnya. (PERS)