NUSA DUA – Bali tak hanya berjuang menjaga keindahan alam dan budaya, tetapi juga menghadapi ancaman serius dari penyakit demam berdarah dengue (DBD). Melihat kondisi tersebut, tim dosen dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Warmadewa menggagas langkah nyata lewat edukasi pencegahan dengue dan pemanfaatan tanaman pengusir nyamuk bagi pekerja pertamanan hotel di kawasan wisata Nusa Dua.
Kegiatan bertajuk “Edukasi Pencegahan Dengue dan Pemanfaatan Tanaman Pengusir Nyamuk bagi Pekerja Pertamanan Hotel” ini dilaksanakan pada 13 Oktober 2025 di ruang diklat salah satu hotel di Nusa Dua.
Sepuluh pekerja pertamanan hotel berpartisipasi aktif dalam sesi penyuluhan yang dibawakan oleh dr. Marta Setiabudy, M.Biomed, Sp.MK, dan dr. Ni Wayan Widhidewi, M.Biomed, bersama Dr. I Gusti Agus Mahaputra Sanjaya, S.Pt., MM dari bidang pertanian.
Dalam edukasinya, para dosen memaparkan bahaya infeksi dengue, cara penularan, dan pencegahan berbasis lingkungan. Mereka juga mengenalkan berbagai tanaman pengusir nyamuk seperti serai wangi, lavender, marigold, dan rosemary yang mampu menekan populasi nyamuk secara alami.
Kandungan senyawa volatil seperti citronellal, eugenol, dan limonene di tanaman tersebut diketahui berfungsi sebagai repelan alami yang efektif dan ramah lingkungan.
Tak hanya menambah pengetahuan, kegiatan ini juga mendorong aksi nyata. Tim dosen memberikan bibit tanaman pengusir nyamuk, vitamin, serta suplemen peningkat imunitas kepada peserta agar hasil edukasi bisa langsung diterapkan di area kerja hotel.
Hasil evaluasi pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta hingga 40%, terutama dalam hal pengendalian vektor dengue berbasis lingkungan. Para peserta mengaku kini lebih memahami pentingnya menjaga kebersihan taman dari genangan air serta berencana menanam tanaman pengusir nyamuk di area kerja mereka.
“Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin para pekerja lapangan menjadi agen perubahan dalam pencegahan penyakit menular. Upaya kecil seperti menanam tanaman pengusir nyamuk bisa memberi dampak besar bagi kesehatan lingkungan, ” ujar dr. Marta Setiabudy.

Langkah kolaboratif antara dunia akademik, masyarakat, dan industri pariwisata ini menjadi contoh nyata bagaimana edukasi ilmiah sederhana bisa mendukung konsep pariwisata berkelanjutan.
Dengan lingkungan yang bersih, hijau, dan bebas dengue, Bali diharapkan tak hanya tetap indah dan nyaman, tetapi juga menjadi destinasi yang aman dan sehat bagi wisatawan dari seluruh dunia. (Ray)















































