Guru Loreng dari Beoga: Prajurit Yonif 732/Banau Hidupkan Semangat Belajar Anak-Anak Papua

3 hours ago 1

Beoga, Papua Tengah - Di tengah keterbatasan fasilitas dan minimnya tenaga pengajar di pedalaman Papua, cahaya harapan kembali hadir. Kali ini datang dari prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 732/Banau Pos Beoga, yang turun langsung menjadi “guru mobile” bagi anak-anak di Kampung Milawak, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Selasa (16/9/2025).

Kegiatan belajar mengajar atau Gadik (Tenaga Pendidik) dipimpin oleh Letda Chk Fauzi, dengan penuh kesabaran dan kehangatan. Berbekal buku, papan tulis sederhana, serta semangat yang tak kalah kuat dari murid-muridnya, para prajurit menghadirkan suasana kelas darurat yang sarat makna.

Belajar di Halaman Sekolah, Senyum Anak-Anak Merebak

Di sebuah halaman sekolah sederhana, puluhan anak-anak duduk berbaris, sebagian masih berseragam lusuh, sebagian lagi dengan pakaian seadanya. Namun semangat mereka sama: ingin belajar. Suasana belajar dipenuhi canda dan tawa, saat personel TNI mengajarkan membaca, menulis, hingga berhitung dasar.

Meski tanpa ruang kelas yang memadai, kegiatan ini justru menghadirkan nuansa belajar yang menyenangkan. Anak-anak berebut menjawab soal yang diberikan, sementara yang lain dengan tekun menyalin huruf-huruf ke buku tulis mereka.

“Kami yakin, perbatasan yang kuat tidak hanya dibangun dengan senjata, tetapi juga dengan sumber daya manusia yang cerdas, ” ujar Danpos Beoga, Lettu Inf Budi Hartono.

“Kegiatan ini adalah wujud bakti kami, kepedulian TNI terhadap generasi penerus bangsa. Semangat belajar anak-anak inilah yang menjadi energi bagi kami untuk terus hadir mendukung dunia pendidikan di pelosok Papua.”

Keterbatasan Guru, TNI Hadir Mengisi Kekosongan

Minimnya jumlah guru di Kampung Milawak telah lama menjadi tantangan. Banyak sekolah yang tidak bisa menjalankan kegiatan belajar secara rutin. Kehadiran prajurit TNI yang bersedia meluangkan waktu untuk mengajar, menjadi angin segar bagi masyarakat setempat.

Salah seorang tokoh masyarakat mengungkapkan rasa syukurnya.

“Kami sangat berterima kasih kepada bapak-bapak TNI dari Pos Beoga. Mereka datang dengan sabar, mengajar, dan memperhatikan anak-anak kami. Selama ini guru di sekolah memang sangat kurang. Kehadiran mereka membawa semangat baru agar anak-anak tidak putus sekolah, ” ujarnya dengan penuh haru.

Pendidikan sebagai Pilar Masa Depan Papua

Bagi para prajurit, kegiatan mengajar ini bukan sekadar tambahan tugas, melainkan panggilan hati. Mereka sadar, pendidikan adalah kunci utama bagi masa depan Papua. Anak-anak di Distrik Beoga adalah bagian dari generasi emas Indonesia yang kelak akan menentukan arah bangsa.

Dengan penuh ketulusan, para prajurit Yonif 732/Banau ingin memastikan bahwa meski berada di wilayah terisolasi, anak-anak Papua tetap mendapat hak yang sama: hak untuk belajar dan meraih cita-cita.

Loreng yang Menginspirasi

Di akhir kegiatan, tawa ceria anak-anak yang menggema di halaman sekolah menjadi bukti nyata bahwa semangat belajar tidak pernah padam. Seragam loreng yang biasanya identik dengan tugas menjaga keamanan, kini juga dipandang sebagai simbol harapan dan penyemangat pendidikan.

Melalui program Gadik ini, Satgas Yonif 732/Banau telah membuktikan bahwa kehadiran TNI di Papua bukan hanya tentang menjaga perbatasan, tetapi juga menjaga masa depan generasi muda.

“Setiap buku yang dibuka, setiap kata yang ditulis, adalah langkah kecil menuju masa depan yang lebih cerah. Dan kami bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan itu, ” tutup Lettu Inf Budi Hartono.

(PenSatgas Yonif 732/Banau)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |