Herman Djide: Dari Desa untuk Dunia, Tehnik Membangun Desa Mandiri dan Berkembang 

4 hours ago 4

PANGKEP SULSEL - Kabupaten Pangkep merupakan daerah yang kaya akan potensi alam dan budaya lokal. Namun, potensi tersebut sering kali belum digarap maksimal akibat terbatasnya akses informasi, minimnya pendampingan, dan kurangnya kolaborasi lintas sektor. Menyadari hal itu, Ketua DPD JNI Pangkep, Herman Djide, mendorong gerakan kolaboratif membangun desa dari akar rumput. Konsepnya sederhana namun revolusioner: “Dari Desa untuk Dunia.”

Menurut Herman Djide, pembangunan desa tidak hanya sebatas membangun infrastruktur fisik. Pembangunan sejati adalah ketika masyarakat desa mampu mengenali potensi mereka, mengelolanya dengan mandiri, serta terhubung secara aktif dengan dunia luar melalui teknologi dan jejaring kemitraan.

"Teknik membangun desa mandiri dan berkembang harus dimulai dari kesadaran lokal. Kita harus membuat desa menjadi ruang hidup yang produktif, sehat, dan bernilai ekonomi. Jangan biarkan potensi desa menjadi penonton di kampung sendiri, " tegasnya dalam sebuah diskusi di warkop Jl Biringkassi Bungoro Senin malam (1/7/2025).

Langkah awal yang dia tekankan adalah pemetaan potensi dan masalah secara partisipatif. Warga harus dilibatkan dalam mengenali aset desa, mulai dari lahan tidur, keterampilan masyarakat, hingga potensi wisata dan budaya. Dengan begitu, pembangunan tidak akan bertentangan dengan kondisi dan kebutuhan nyata di lapangan.

Selanjutnya, Herman mendorong pentingnya penguatan kelembagaan desa. Perangkat desa, BPD, karang taruna, dan kelompok perempuan perlu didampingi agar memiliki kemampuan mengelola anggaran, membuat program, serta menjalin kemitraan produktif. "Tanpa institusi lokal yang kuat, desa akan selalu bergantung, " katanya.

Teknologi digital juga menjadi sorotan penting. Ia mengusulkan desa digital sebagai solusi untuk mempercepat pelayanan publik, pemasaran produk lokal, serta promosi pariwisata. Akses internet dan pelatihan literasi digital harus menjadi agenda prioritas di setiap desa.

Tak kalah penting, Herman menekankan pembangunan BUMDes sebagai lokomotif ekonomi desa. Badan usaha ini, jika dikelola secara profesional dan transparan, bisa menjadi penggerak produksi dan distribusi hasil pertanian, peternakan, hingga jasa wisata berbasis desa.

“Banyak desa kita punya hasil laut, pertanian, hingga kerajinan yang luar biasa. Tapi selama ini dijual mentah dengan harga murah. Lewat BUMDes, kita bisa olah, kemas, dan jual langsung ke pasar yang lebih luas, ” tambahnya.

Herman juga mendorong desa-desa di Pangkep untuk membentuk laboratorium sosial dan ekonomi. Di sinilah generasi muda, petani, dan pelaku UMKM bisa belajar, bereksperimen, dan tumbuh bersama. Ia meyakini bahwa desa bisa menjadi pusat inovasi, bukan sekadar penerima bantuan.

Membangun desa juga tak bisa lepas dari budaya dan kearifan lokal. Menurutnya, budaya adalah fondasi identitas. Jika budaya lokal dihargai, maka rasa percaya diri masyarakat desa akan tumbuh, dan inilah yang menjadi energi membangun perubahan dari dalam.

Sebagai Ketua DPD JNI, Herman Djide juga mengingatkan pentingnya peran media. Media lokal, katanya, harus menjadi mitra strategis pembangunan desa. Melalui pemberitaan yang positif, edukatif, dan jujur, media bisa mengangkat citra desa serta membangun opini publik yang sehat.

Pada akhirnya, konsep “Dari Desa untuk Dunia” adalah panggilan untuk membangun dari yang terkecil. Desa yang mandiri dan berkembang bukan hanya milik masa depan, tapi juga bisa diwujudkan hari ini—dengan tekad, kolaborasi, dan inovasi.

“Kalau kita mulai dari sekarang, dari apa yang kita punya, dan percaya bahwa desa adalah pusat masa depan, maka kita tidak hanya membangun desa—kita sedang membangun dunia, ” tutup Herman Djide dengan penuh semangat.( Bunga)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |