PANGKEP – Bekas tambang milik PT Semen Tonasa di wilayah Siloro, Kabupaten Pangkep, kini disulap menjadi destinasi wisata menarik bernama Bulu Sipong Tonasa. Kawasan ini bukan sekadar danau buatan, melainkan telah bertransformasi menjadi ruang Pertemuan unit yang multifungsi dan asri.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jurnalis Nasional Indonesia (JNI) Kabupaten Pangkep, Herman Djide, mengapresiasi langkah kreatif pengelolaan bekas tambang tersebut. Ia menyebutkan bahwa Bulu Sipong Tonasa merupakan contoh pemanfaatan ruang eks industri yang sangat positif dan bernilai edukatif.
“Bulu Sipong Tonasa bukan hanya sekadar tempat rekreasi para karyawan PT Semen Tonasa, Di sini, kita bisa melihat bagaimana sebuah kawasan eks tambang dapat diubah menjadi ruang yang bermanfaat untuk masyarakat dan karyawan, ” ujar Herman Djide saat meninjau lokasi, Senin (12/5/2025).
Danau yang dulunya bekas galian tambang itu kini menjadi tempat pemeliharaan ikan air tawar. Airnya yang jernih dan segar turut menambah pesona alam yang menyejukkan di kaki pegunungan Siloro. Tidak hanya indah, keberadaan ikan juga menjadi bagian dari sistem ekowisata yang diterapkan.
Selain fungsi ekologi, kawasan ini juga dilengkapi dengan fasilitas pertemuan. Sebuah aula terbuka yang menghadap langsung ke danau disediakan bagi karyawan PT Semen Tonasa atau pihak luar yang ingin mengadakan rapat dengan suasana berbeda.
“Kita bisa rapat sambil mendengar suara angin dan gemericik air danau. Ini menciptakan pengalaman kerja yang lebih rileks dan produktif, ” tambah Herman Djide.
Tak hanya itu, taman-taman cantik ditata rapi di sekitar danau. Jejeran pohon rindang menambah kesan alami dan sejuk, membuat kami betah berlama-lama menikmati suasana. Beberapa sudut taman juga dilengkapi dengan tempat duduk, spot swafoto, dan jalur jalan kaki.
PT Semen Tonasa juga menyediakan fasilitas hiburan bagi para karyawan. Mulai dari panggung kecil untuk pentas seni hingga tempat istirahat yang nyaman. Semuanya menyatu dengan harmonis di lingkungan alam yang telah dipulihkan.
Menurut Herman, kawasan ini patut menjadi rujukan bagi perusahaan-perusahaan lain ataupun Desa Desa dalam pengelolaan potensi lokal di desa, ataupun perusahaan swasta "Semangat restoratif seperti ini sangat penting, terlebih jika kepala desa dan kepala Kelurahan atau perusahaan swasta ingin terus membangun relasi baik dengan masyarakat dan alam sekitar, " katanya.
Herman juga mengusulkan agar pengelolaan Bulu Sipong melibatkan komunitas lokal, baik dalam bentuk pengelolaan UMKM, pemandu wisata, maupun pelestarian lingkungan. Hal ini dinilai akan memperluas manfaat sosial dan ekonomi bagi warga sekitar.
Pemerintah daerah pun turut mendukung pengembangan destinasi ini. Terutama dalam hal infrastruktur pendukung, promosi pariwisata, dan kebijakan yang memberi ruang bagi inovasi hijau seperti yang dilakukan PT Semen Tonasa.
Dengan konsep yang menyatukan alam, edukasi, dan rekreasi, Bulu Sipong Tonasa diyakini akan menjadi inspirasi baru bagi kepala desa untuk membuat wisata diwilayahnya. Herman Djide menekankan pentingnya menjaga kualitas kawasan agar tetap lestari dan memberikan manfaat jangka panjang.
“Ini bukan hanya milik Tonasa, tapi bisa jadi ikon baru Pangkep yang membanggakan. Mari kita jaga bersama, ” tutup Herman Djide.