PANGKEP SULSEL - Pembangunan yang berhasil selalu dimulai dari pemahaman mendalam terhadap karakter, kekuatan, dan potensi wilayah. Kabupaten Pangkajene Kepulauan memiliki identitas geografis yang unik: daratan karst, kawasan pesisir, serta gugusan pulau-pulau yang kaya sumber daya alam dan budaya bahari. Dengan komposisi wilayah seperti ini, strategi pembangunan tidak bisa disamaratakan. Pendekatan berbasis potensi wilayah menjadi kunci agar setiap jengkal tanah dan perairan memberi manfaat bagi masyarakat, mendorong percepatan ekonomi, dan memperkuat kemandirian daerah.
Pada wilayah daratan, karst Pangkep adalah kekayaan geologi dunia yang tidak hanya menjadi landasan industri semen, tetapi juga wisata edukasi, alam, dan petualangan. Pengembangan kawasan karst sebagai destinasi wisata berkelas dunia perlu diarahkan pada ekowisata yang ramah lingkungan. Di sisi lain, potensi pertanian, peternakan, dan industri berbasis pertanian harus diperkuat melalui teknologi modern dan akses pasar untuk mendorong peningkatan produktivitas serta kesejahteraan petani.
Sementara itu, kawasan pesisir dan tambak merupakan tulang punggung ekonomi perikanan Pangkep. Sentra perikanan budidaya perlu dikuatkan dengan pendekatan hilirisasi—bukan sekadar menghasilkan komoditas mentah, tetapi mengolahnya menjadi produk bernilai tambah. Pembangunan pabrik pakan lokal, cold storage, serta fasilitas pengolahan ikan dan rumput laut akan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing. Nelayan dan petambak harus diposisikan sebagai pelaku ekonomi yang kuat, dengan dukungan permodalan, teknologi, dan kepastian pasar.
Di wilayah kepulauan, kekuatan ekonomi biru harus menjadi fokus utama. Jaringan transportasi laut antarpulau, dermaga modern, layanan kesehatan dan pendidikan yang merata, serta digitalisasi layanan publik adalah pondasi kemajuan daerah kepulauan. Pengembangan pariwisata bahari yang profesional, terarah, dan melibatkan masyarakat lokal akan menciptakan nilai ekonomi baru tanpa merusak ekosistem laut yang menjadi aset jangka panjang.
Membangun berbasis potensi wilayah juga berarti membangun manusia yang mengelola wilayah itu. Pendidikan vokasi berbasis potensi lokal, sekolah kemaritiman, pelatihan pertanian modern, dan inkubasi UMKM harus menjadi prioritas. Generasi muda Pangkep harus dipersiapkan bukan untuk menjadi penonton, tetapi pemain utama dalam transformasi ekonomi daerah. Anak muda yang kreatif, terampil, dan melek digital akan menjadi tulang punggung era baru pembangunan.
Pemerintah daerah juga perlu membuka diri terhadap dunia usaha, akademisi, dan media. Kerja sama lintas sektor bukan hanya pilihan, tetapi kebutuhan. Dunia usaha membawa modal dan inovasi, akademisi menghadirkan riset dan teknologi, sementara media menjaga transparansi dan menguatkan narasi pembangunan. Kolaborasi inilah yang akan menjadikan pembangunan Pangkep inklusif, efektif, dan berkelanjutan.
Namun semua gagasan besar itu tidak akan berhasil tanpa tata kelola yang jujur dan profesional. Reformasi birokrasi, pelayanan publik digital, transparansi anggaran, dan budaya kerja cepat harus menjadi bagian dari wajah baru pemerintahan. Investasi akan masuk, kesempatan akan tumbuh, dan kepercayaan masyarakat akan meningkat ketika pemerintah menunjukkan integritas dan ketegasan dalam eksekusi program.
Pada akhirnya, Pangkep tidak hanya membutuhkan program; ia membutuhkan visi, kepemimpinan, dan keberpihakan yang jelas kepada kepentingan rakyat. Desa harus menjadi pusat pergerakan ekonomi, bukan sekadar penerima proyek. Potensi lokal harus diberdayakan, bukan dieksploitasi sesaat. Dengan demikian, Pangkep akan menjadi daerah yang maju secara ekonomi, kuat secara sosial, dan lestari secara lingkungan.
Pembangunan berbasis potensi wilayah adalah arah yang tepat untuk Pangkep, sebab ia menggali kekuatan yang dimiliki, menghargai karakter daerah, dan memberdayakan masyarakatnya. Ketika seluruh elemen bergerak bersama dalam kerangka ini, Pangkep tidak hanya tumbuh—ia melompat maju, mengukir jati diri sebagai kabupaten bahari dan karst yang modern, mandiri, dan sejahtera bagi seluruh warganya.
Berikut poin-poin inti dari opini “Membangun dari Akar Negeri Bahari: Jalan Percepatan Kemajuan Pangkep”
Poin-Poin Utama Pembangunan Berbasis Potensi Wilayah Pangkep
1. Identitas Wilayah sebagai Dasar Strategi
Pangkep terdiri dari wilayah daratan, karst, pesisir, dan kepulauan, Strategi pembangunan tidak bisa disamaratakan, Setiap wilayah punya kekuatan dan kebutuhan berbeda
2. Optimalisasi Potensi Karst
Karst sebagai aset geologi dunia dan daya tarik wisata edukasi, Pengembangan wisata petualangan, alam, budaya, Ekonomi karst tidak hanya industri semen, tapi juga ekowisata berkelas dunia
3. Penguatan Pertanian & Industri Agro
Dorong pertanian modern, mekanisasi, dan teknologi, Pengolahan hasil pertanian menjadi produk siap pasar, Dukungan akses modal, pasar, dan pendampingan teknis
4. Transformasi Ekonomi Pesisir & Tambak
Hilirisasi perikanan dan rumput laut, Pembangunan pabrik pakan, cold storage, pengolahan produk, Nelayan & petambak sebagai pelaku usaha kuat, bukan buruh produksi
5. Akselerasi Pembangunan Kepulauan
Transportasi laut antar pulau, dermaga, dan logistik terpadu, Akses kesehatan, pendidikan, dan internet merata, Wisata bahari berbasis masyarakat dan ramah lingkungan
6. Pembangunan SDM Lokal
Pendidikan vokasi sesuai potensi wilayah (maritim, pertanian, pariwisata), Pembinaan UMKM & inkubasi bisnis lokal, Pemuda sebagai motor kreativitas dan teknologi
7. Kolaborasi Multipihak
Kerja sama pemerintah, dunia usaha, akademisi, media, dan masyarakat, Sinergi dana & program untuk efektivitas pembangunan, Penguatan UMKM dan komunitas lokal sebagai mitra
8. Reformasi Tata Kelola Pemerintahan
Pelayanan publik digital dan cepat, Transparansi anggaran & budaya kerja profesional, Pemberantasan pungli dan mentalitas birokrasi lama
9. Visi Kepemimpinan dan Keberpihakan, Program jelas, berkesinambungan, dan pro rakyat, Desa sebagai pusat ekonomi, bukan objek proyek, Pembangunan berkelanjutan: ekonomi naik, lingkungan terjaga
🎯 Kesimpulan Inti
> Pangkep harus membangun dari potensi lokalnya, dengan eksekusi cepat, kolaboratif, berkeadilan, dan melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan.
Pangkep 4 Nopember 2025
Herman Djide
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan







































