MOROWALI, Indonesiasatu.id– PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menunjukkan komitmen serius terhadap pelestarian lingkungan dengan menggandeng generasi muda dalam aksi penanaman 10.000 bibit mangrove di Pantai Dupa Layana, Teluk Palu, Sulawesi Tengah. Kegiatan yang berlangsung selama lima hari, mulai 28 Oktober hingga 1 November 2025, ini merupakan langkah nyata perusahaan dalam mengurangi jejak karbon dan mendukung ekosistem pesisir.
Inisiatif kolaboratif ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk NGO lokal Mangrovers, yang memiliki pengalaman dalam rehabilitasi mangrove, serta partisipasi aktif dari kalangan akademisi seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako (Sylva Indonesia PC. Untad) dan Studi Intensif Mahasiswa Kehutanan (SIMAK) Fahutan Untad. Tidak ketinggalan, kelompok peduli lingkungan seperti Trash Ranger Sulteng, Himadipa FKIP Untad, serta siswa dan pemuda dari berbagai komunitas di Kota Palu turut ambil bagian dalam kegiatan ini.
Dengan mengusung tema "Pemuda Pemudi Tanam Mangrove, " kegiatan ini tidak hanya menjadi momentum penting dalam upaya pelestarian lingkungan, tetapi juga menjadi bagian dari perayaan Hari Sumpah Pemuda, yang merefleksikan semangat persatuan dan tanggung jawab generasi muda terhadap masa depan bangsa. Lebih jauh lagi, inisiatif ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan road to COP30 2025 (Konferensi Perubahan Iklim PBB) yang akan diselenggarakan di Belem, Brazil, menunjukkan keselarasan PT IMIP dengan agenda global dalam mengatasi perubahan iklim.
Direktur CSR dan Environmental PT IMIP, Dermawati, yang akrab disapa Emma, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata dari komitmen perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan. "Kami percaya bahwa langkah kecil yang dilakukan oleh generasi muda, seperti menanam pohon, memiliki dampak besar bagi lingkungan. Oleh karena itu, kami sangat senang dapat melibatkan mereka dalam kegiatan ini, " ujarnya. Emma juga menekankan bahwa program ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi akan terus dipantau dan dievaluasi untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan bibit mangrove yang telah ditanam.
"Mungkin kita tidak akan menikmati dampak secara langsung dari kegiatan penanaman mangrove kali ini. Tapi beberapa tahun ke depan, keberadaan dan manfaatnya bisa dirasakan oleh generasi mendatang, " tambah Emma. Ia juga menegaskan komitmen PT IMIP untuk terus berkontribusi dalam mengurangi jejak karbon melalui penghijauan pesisir, dengan target ambisius menanam hingga 150.000 bibit mangrove di seluruh Indonesia hingga tahun 2026.
Ketua NGO Mangrovers Palu, Ismail, memberikan apresiasi atas dukungan PT IMIP dalam upaya rehabilitasi mangrove di Teluk Palu. Ia juga memberikan arahan teknis kepada para peserta mengenai tata cara penanaman mangrove yang baik dan benar di Pantai Dupa Layana, yang memiliki karakteristik substrat pasir berbatu. "Karena kondisi tanah yang cukup keras, perlu dilakukan pembuatan lubang dengan alat bantu agar bibit mangrove dapat ditanam dengan kedalaman yang ideal, yaitu sekitar 10 sentimeter dari pangkal tanaman, " jelasnya. Ismail juga mengingatkan pentingnya pengelolaan sampah plastik bekas bibit mangrove dengan membuangnya ke kantong sampah yang telah disediakan.
Dalam kegiatan tersebut, sekitar 100 bibit mangrove berhasil ditanam sebagai langkah awal, dan penanaman akan terus berlanjut secara bertahap hingga mencapai target 10.000 pohon. Keberadaan mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir, melindungi pantai dari abrasi, menjadi habitat bagi berbagai jenis biota laut, serta menyerap karbon dioksida dari atmosfer.
Sebagai informasi tambahan, PT IMIP telah secara konsisten menunjukkan keseriusannya dalam berkontribusi pada pengurangan jejak karbon dan pelestarian lingkungan. Perusahaan telah melakukan penanaman mangrove di sekitar kawasan industri tempat beroperasinya, serta menjalankan berbagai program rehabilitasi lingkungan lainnya, seperti konservasi terumbu karang dan perlindungan keanekaragaman hayati.
Sejak tahun 2020 hingga 2025, di sekitar Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, tercatat sekitar 20.000 bibit mangrove jenis Rhizopora stylosa dan Brugueira sp. telah ditanam dengan tingkat kelulushidupan (survival rate) mencapai 90 persen. Selain itu, di lokasi tersebut juga telah tumbuh secara alami jenis mangrove Sonneratia alba, yang menunjukkan keberhasilan upaya konservasi yang telah dilakukan. PT IMIP juga turut berpartisipasi dalam penanaman 24.000 pohon mangrove di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, sebagai bagian dari komitmen nasional untuk memulihkan ekosistem mangrove di seluruh Indonesia.
Dengan berbagai inisiatif yang telah dan akan terus dilakukan, PT IMIP berharap dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam menjalankan bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.



































