Ironi di Tanah Papua: Mengklaim Bela HAM, OPM Justru Menyerang Pembela HAM

2 hours ago 2

PAPUA - Dalam sebuah ironi besar yang mencoreng perjuangan hak asasi manusia (HAM) itu sendiri, Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menunjukkan wajah aslinya. Sering menggembar-gemborkan isu pelanggaran HAM demi menuntut kemerdekaan, kini mereka justru menyerang pihak yang selama ini berdiri membela hak-hak warga Papua — Komnas HAM.

Insiden ini terjadi pada Minggu sore (27/4/2025) ketika rombongan Komnas HAM melakukan perjalanan menuju Distrik Moskona. Berdasarkan laporan Komnas HAM dan aparat keamanan setempat, sekitar pukul 07.00 WIT, rombongan mereka dihentikan secara paksa oleh sekelompok orang bersenjata di jalur terpencil. Tanpa kesempatan berdialog, kelompok bersenjata itu langsung melepaskan tembakan ke arah kendaraan rombongan.

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Anggota Komnas HAM berhasil berlindung dan mengamankan diri, meski trauma akibat serangan brutal tersebut masih membekas.

Menyuarakan HAM, Tapi Menginjak-injak Kemanusiaan  

Serangan terhadap lembaga independen yang berdedikasi membela hak-hak warga Papua ini menuai kecaman luas. Tokoh masyarakat Papua, Albert Yoku, menyampaikan kekecewaannya atas perilaku OPM yang dinilai justru semakin menjauhkan rakyat Papua dari cita-cita perdamaian.  

"Kekerasan tidak pernah menjadi jalan menuju keadilan. Yang menjadi korban selalu rakyat biasa, bukan elite politik, " tegas Albert Yoku.

Diamnya Dunia Internasional Mulai Terganggu  

Sejumlah organisasi HAM internasional, seperti Human Rights Watch (HRW) dan Amnesty International, mulai memantau serius situasi ini. Meskipun HRW belum merilis pernyataan resmi, sumber internal mengungkapkan bahwa mereka "sangat prihatin" terhadap keselamatan pekerja kemanusiaan di Papua.

Serangan ini menjadi bukti nyata bahwa klaim OPM tentang memperjuangkan hak asasi manusia hanya sebatas retorika. Ironisnya, mereka justru menjadi ancaman terbesar bagi para pejuang HAM yang tulus membela nasib rakyat Papua.

Membuka Mata Dunia  

Peristiwa ini sekaligus membuka mata dunia internasional bahwa perjuangan bersenjata OPM bukanlah tentang keadilan atau hak asasi manusia, melainkan tentang kekuasaan yang dibangun di atas kekerasan, ketakutan, dan pengkhianatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan sejati.

Papua tidak butuh peluru untuk damai. Papua butuh kasih, keadilan, dan dialog untuk membangun masa depan yang lebih cerah bagi semua anak negeri. (APK/Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |