Terkepung dan Terpecah: OPM Lari Terkapar di Tengah Hutan Papua

3 hours ago 4

PAPUA - Gelombang operasi penegakan hukum oleh aparat gabungan TNI-Polri kembali menunjukkan hasil nyata di Tanah Papua. Di Distrik Bibida dan Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, keberanian dan ketangguhan aparat membuahkan hasil: kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kocar-kacir, berhamburan melarikan diri ke dalam hutan lebat setelah gagal menghadapi tekanan operasi yang masif dan terkoordinasi. Senin 28, April 2025.

Dalam beberapa pekan terakhir, operasi intensif ini berhasil menekan pergerakan OPM secara signifikan. Serangkaian kontak tembak yang terjadi di sejumlah titik menunjukkan superioritas strategi aparat keamanan, memaksa kelompok separatis untuk meninggalkan pos-pos persembunyian mereka.

Berdasarkan laporan di lapangan, banyak anggota OPM yang meninggalkan senjata dan perlengkapan mereka saat melarikan diri. Tanpa kekuatan komando yang solid, sisa-sisa kelompok ini kini hanya tersisa dalam formasi kecil yang terpecah-pecah, berjuang bertahan hidup di belantara Papua.

Pelarian yang Terbaca dan Dukungan Rakyat yang Menguat  

Pelarian OPM ke hutan bukan lagi strategi yang efektif. Dengan dukungan informasi dari masyarakat lokal dan pemetaan operasi yang cermat, aparat berhasil memprediksi jalur-jalur pelarian dan membatasi ruang gerak kelompok tersebut.

Salah satu faktor kunci keberhasilan ini adalah pergeseran sikap masyarakat. Pendekatan humanis aparat dan program-program kesejahteraan pemerintah berhasil membuka mata warga Papua bahwa damai lebih berharga daripada ketakutan. Dukungan untuk OPM pun perlahan memudar.

Seperti yang disampaikan oleh Yulius Tabuni, tokoh pemuda di Distrik Sugapa:

"Kami ingin hidup damai. Anak-anak harus bisa sekolah tanpa takut. Ekonomi harus bergerak maju. Kalau ada kelompok yang mau mengacau, sudah sepantasnya negara bertindak tegas."

Kedaulatan di Tanah Cenderawasih Terus Ditegakkan 

Kondisi saat ini memperlihatkan bahwa eksistensi OPM kian terjepit, dengan logistik terbatas dan koordinasi yang amburadul. Tanah Papua pun perlahan kembali menemukan harapan akan kedamaian dan pembangunan yang berkelanjutan.

Operasi akan terus dilanjutkan dengan mengutamakan prinsip-prinsip penegakan hukum yang humanis, sekaligus menutup setiap celah bagi kelompok separatis untuk kembali mengganggu ketenteraman rakyat Papua.

Bumi Cenderawasih berhak untuk damai. Dan damai adalah harga mati. (***/Red)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |