KERINCI, JAMBI – Pengelolaan Dana Desa (DD) di Desa Koto Tengah, Kecamatan Danau Kerinci Barat (DKB), Kabupaten Kerinci kian menuai sorotan tajam publik. Realisasi anggaran tahap I tahun 2025 terendus janggal, minim transparansi, bahkan kuat dicurigai sarat penyimpangan.
Berdasarkan data yang dihimpun, kegiatan Peningkatan Produksi Peternakan menyedot dana hingga Rp178.906.980 dengan klaim pembangunan kandang ayam petelur serta penyediaan alat produksi dan pengolahan peternakan. Angka fantastis ini menimbulkan tanda tanya besar, terlebih bukti fisik di lapangan diduga jauh dari klaim laporan.
Tak kalah mengundang kecurigaan, program Budidaya Tanaman Jagung juga menghabiskan dana sebesar Rp28 juta. Angka yang besar itu dinilai janggal.
Ironisnya, indikasi kejanggalan serupa diduga masih banyak terjadi pada realisasi pos Dana Desa lainnya. Terlebih lagi realisasi pada tahun 2021 hingga 2025.
Lebih miris lagi, hingga kini pemerintah desa diduga tidak pernah mempublikasikan laporan penggunaan Dana Desa secara terbuka ke masyarakat.
“Selama ini warga Koto Tengah Semerap hanya dengar realisasi, tapi bukti di lapangan tidak jelas. Jangan-jangan Dana Desa hanya menguntungkan segelintir orang, ” ungkap salah seorang sumber warga yang meminta namanya dirahasiakan.
Sorotan keras juga datang dari kalangan aktivis. Syafri, salah satu aktivis Kerinci, menegaskan akan menindaklanjuti temuan tersebut.
“Kami melihat ada kejanggalan serius dalam penggunaan Dana Desa di Koto Tengah. Untuk itu, kami akan mendalami informasi ini lebih jauh, agar terang benderang dan tidak ada lagi ruang untuk manipulasi, ” tegas Syafri.
Hingga berita ini diterbitkan, Pemerintah Desa Koto Tengah belum dapat dikonfirmasi. Meski begitu, Indonesiasatu.co.id terus berupaya mendapatkan keterangan resmi. Tapi yang pasti publik menegaskan, transparansi dan akuntabilitas bukan sekadar formalitas, melainkan keharusan agar Dana Desa benar-benar dinikmati rakyat, bukan memperkaya oknum tertentu.(son)
