KAMBOJA - Langkah bersejarah diambil Kamboja pada Sabtu (8/11/2025), ketika pasukannya mulai menarik mundur senjata berat dari wilayah yang bergejolak di perbatasan dengan Thailand. Momen ini menjadi penanda babak baru perdamaian setelah serangkaian konflik mematikan yang sempat merenggut nyawa dan melukai hubungan kedua negara.
Kementerian Pertahanan Kamboja dalam pernyataan resminya mengonfirmasi bahwa kedua negara kini tengah melanjutkan pelaksanaan tahap kedua dari Fase 1 penarikan senjata, peralatan berat, dan perlengkapan destruktif lainnya. Ini adalah bukti nyata komitmen bersama untuk menghormati dan mewujudkan Deklarasi Bersama Kuala Lumpur yang telah ditandatangani pada 26 Oktober lalu.
“Penarikan senjata dan peralatan berat ini menunjukkan komitmen Kamboja dan Thailand untuk menghormati serta melaksanakan Deklarasi Bersama Kuala Lumpur yang ditandatangani pada 26 Oktober, ” demikian pernyataan itu menegaskan, seolah menjadi bisikan harapan di tengah ketegangan yang pernah ada.
Phnom Penh tidak hanya sekadar menarik senjata, tetapi juga menyuarakan harapan tulus agar kedua belah pihak dapat terus menjalankan deklarasi tersebut secara penuh dan efektif. Ada keinginan kuat agar proses ini dijalankan dengan niat baik dan transparansi, demi pemulihan hubungan bilateral yang cepat dan harmonis.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Thailand pada Jumat (7/11) menambahkan bahwa kesepakatan taktis telah dicapai. Kedua negara akan berkolaborasi dalam pembangunan pagar keamanan sepanjang delapan kilometer di sepanjang garis perbatasan. Ini adalah langkah antisipatif untuk mencegah terulangnya gesekan di masa depan.
Sebelumnya, pada akhir Oktober, pembahasan intensif mengenai pelaksanaan tahap pertama pemindahan senjata berat telah dilakukan. Puncaknya adalah penandatanganan perjanjian damai di Kuala Lumpur pada 26 Oktober, sebuah momen bersejarah yang disaksikan langsung oleh Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
Perjalanan menuju perdamaian ini tidak instan. Pada 28 Juli, Kamboja dan Thailand telah menyetujui gencatan senjata tanpa syarat. Ini lahir dari pertemuan trilateral yang digagas oleh Anwar Ibrahim, menyusul berminggu-minggu ketegangan dan bentrokan bersenjata yang menyakitkan. (PERS)















































