MAKASSAR - Sebuah terobosan membanggakan datang dari Universitas Hasanuddin (Unhas). Kementerian Pertanian (Kementan) secara resmi menyatakan kesiapannya untuk mengakuisisi 1.000 unit drone penyebar benih padi yang merupakan hasil karya brilian mahasiswa Unhas. Langkah ini menjadi bagian integral dari upaya Kementan dalam memodernisasi sektor pertanian nasional, sekaligus menjadi pengakuan atas kualitas dan kemandirian teknologi yang lahir dari institusi pendidikan.
Prof Dr Jamaluddin Jompa MSc, Rektor Unhas, yang akrab disapa JJ, mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian ini. Ia menyatakan bahwa peluncuran produk unggulan, Rice Seed Spreading Drone, bukan sekadar sebuah inovasi, melainkan simbol kemajuan dan kepercayaan yang diberikan kepada kemampuan fakultas di Unhas.
“Sudah saatnya kita memberikan kepercayaan penuh kepada seluruh fakultas. Kita memiliki potensi besar untuk melahirkan karya yang berdampak. Ini simbol bahwa Unhas terus melaju menjadi kampus yang memberi manfaat luas bagi bangsa, ” ujar Prof JJ dengan penuh semangat pada acara peluncuran drone dan mobil listrik ENGI-Move Unhas.
Dr Eng Andi Amijoyo Mochtar, MEng., selaku Ketua Tim pengembang drone tersebut, menjelaskan bahwa inovasi ini dirancang khusus untuk menjawab tantangan para petani. Drone ini menawarkan solusi efisien, presisi, dan hemat tenaga dalam proses penyebaran benih padi.
“Teknologi ini hadir sebagai solusi modern untuk meningkatkan efisiensi dan ketepatan dalam proses penyebaran benih di lahan pertanian, ” tutur Dr Amijoyo.
Drone penyebar benih padi ini dilengkapi dengan sistem GPS berpresisi tinggi yang memastikan jalur terbang akurat dan distribusi benih yang merata. Kapasitas tangki benih yang besar memungkinkan alat ini menjangkau area tanam yang luas dengan pengoperasian yang sederhana dan otomatis.
“Kami mengembangkan sistem penaburan berbaris dan berjarak pertama di Indonesia. Jarak antarbaris diatur sekitar 25 cm dengan kecepatan drone 2–3 km/jam. Hasilnya, pola tanam menjadi rapi dan pertumbuhan tanaman lebih seragam, ” imbuh Dr Amijoyo.(PERS)
















































