Kenduri Sko Kumun Debai: Budaya Adat Leluhur

7 hours ago 3

KERINCI, JAMBI - Tradisi adat Melayu kembali ditampilkan dalam prosesi sakral kenduri pusaka atau kenduri Sko yang digelar masyarakat dalam wilayah adat depati IV Kumun Debai Batu Gong Tanah Kurnia, Kecamatan Kumun Debai, Sungai Penuh, pada Minggu (6/7/2025).

Acara ini menjadi salah satu bentuk pelestarian budaya leluhur yang sarat nilai spiritual, sosial dan historis.

Kenduri Pusaka atau sering disebut warga setempat kenduri Sko, ini merupakan ritual adat tahunan yang digelar untuk menghormati warisan pusaka nenek moyang, mempererat tali silaturahmi antar warga, sekaligus memohon keberkahan dan keselamatan.

Kegiatan ini diawali dengan arak-arakan dan membersihkan benda pusaka peninggalan nenek moyang ini dihadiri Gubernur Jambi Al Haris yang diwakili Tema Wisman, Wako Sungai Penuh Alfin, Bupati Kerinci Monadi, Kapolres Kerinci AKBP Arya Tesa Brahmana, Sekda Alpian, pimpinan DPRD Kota Sungai penuh Hutri Randa, Pimpinan Dewan Kabupaten Kerinci Boy Edwar, rektor IAIN Kerinci Jafar Ahmad, beserta tamu undangan lainnya.

Dalam acara tersebut juga dilaksanakan penobatan atau pengangkatan para pemangku adat depati IV Kumun Debai Batu Gong Tanah Kurnia serta dimeriahkan penampilan seni budaya tradisional dari putra-putri Kumun Debai seperti pencak silat, tari rangguk massal, tari iyo-iyo serta drama klosal sejarah asal mula daerah Kumun Debai.

Wali Kota Sungai Penuh, Alfin mengatakan, Kenduri Sko juga menjadi momentum penting untuk membuka tambo dan menuturkan kembali sejarah adat kepada generasi muda, agar warisan budaya ini tetap hidup dan tidak hilang ditelan zaman.

“Kenduri sko adalah simbol penghormatan terhadap sejarah panjang masyarakat depati IV Kumun Debai yang sarat dengan nilai kebijaksanaan dan keteladanan. Pusaka peninggalan nenek moyang bukan sekadar benda, tapi juga warisan nilai. Melalui kenduri ini, kami mengajarkan generasi muda untuk tidak melupakan asal-usulnya, ” ujar wako alfin.

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari ribuan masyarakat setempat maupun tamu undangan yang hadir, termasuk perwakilan dari daerah tetangga.

Melalui kenduri Sko ini diharapkan masyarakat tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga memperkuat identitas budaya di tengah arus modernisasi.

Tradisi ini menjadi pengingat bahwa kekuatan suatu bangsa terletak pada kemampuannya merawat akar budayanya. 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |