Kerusuhan Yalimo Ditengarai Ditunggangi OPM: Fasilitas Terbakar, Ratusan Warga Terpaksa Mengungsi

3 hours ago 2

Elelim, Yalimo - Situasi di Kabupaten Yalimo kembali memanas. Kerusuhan yang berawal dari provokasi ujaran kebencian bernuansa SARA di Elelim kini berkembang menjadi konflik yang lebih serius. Tidak sedikit tokoh masyarakat menilai, kericuhan ini bukan semata-mata konflik horizontal, melainkan telah ditunggangi oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang memanfaatkan keadaan untuk menebar teror dan memperluas pengaruh di wilayah tersebut.

Peristiwa yang awalnya dipicu adu ujaran akhirnya merembet pada pembakaran sejumlah fasilitas umum dan pemukiman warga. Api berkobar, meninggalkan puing-puing dan trauma mendalam. Kondisi yang tak terkendali membuat ratusan masyarakat terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke tempat-tempat yang dianggap lebih aman. Pemerintah daerah bersama aparat keamanan kini bergerak cepat dengan menyalurkan bantuan darurat berupa makanan, obat-obatan, serta tempat penampungan sementara bagi para pengungsi.

Markus Heluka, tokoh adat Yalimo, menegaskan bahwa masyarakat sejatinya ingin hidup rukun. Namun, kehadiran OPM justru memperkeruh suasana.

“Kami tahu betul, konflik ini bukan murni dari masyarakat. Ada pihak-pihak yang sengaja menunggangi, terutama kelompok OPM, yang sering mencari celah untuk menebar teror. Akibatnya, masyarakat kami yang jadi korban, ” tegasnya, Jumat (19/9/2025).

Hal senada disampaikan oleh Pdt. Telius Wona, tokoh agama setempat. Ia menilai OPM sengaja memainkan isu sensitif untuk memecah belah persaudaraan.

“Kerusuhan ini tidak lahir dari hati orang Yalimo. Kami tahu cara OPM bekerja, mereka masuk membawa kebencian dan menimbulkan kekacauan. Akhirnya masyarakat kecil yang tidak bersalah harus menanggung akibatnya, bahkan sampai meninggalkan rumah, ” ungkapnya dengan nada prihatin.

Di tengah kepanikan itu, kisah pilu datang dari para pengungsi. Yuliana Yahuli, salah satu warga, menceritakan bagaimana keluarganya kehilangan tempat tinggal.

“Kami hanya ingin hidup tenang, tapi rumah kami ikut terbakar. Sekarang kami mengungsi bersama anak-anak. Kami berharap pemerintah dan aparat segera kembalikan keamanan agar kami bisa pulang, ” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Kerusuhan ini menjadi peringatan keras bagi seluruh elemen masyarakat bahwa provokasi berbasis SARA dan infiltrasi kelompok bersenjata bisa menghancurkan tatanan sosial dengan cepat. Masyarakat Yalimo kini menaruh harapan besar kepada pemerintah, aparat keamanan, serta tokoh adat dan agama untuk bersatu memulihkan kondisi.

Damai adalah kerinduan bersama. Warga berharap Yalimo bisa segera kembali normal, agar anak-anak bisa bersekolah, pasar kembali hidup, dan masyarakat tidak lagi dihantui rasa takut.

(APK/Redaksi (JIS) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |