PUNCAK - Udara sejuk pegunungan Papua pada 7 November 2025 tak hanya menyelimuti keindahan alam Agandugume, namun juga menghangatkan hati warga berkat kehadiran prajurit Satgas Yonif 142/Ksatria Jaya. Aksi sosial bertajuk “Ksatrata” Ksatria Borong Hasil Tani Rakyat mendadak mengubah suasana pasar tradisional menjadi arena kebahagiaan.
Sejak mentari menyingsing, para prajurit dengan sigap menyambangi lapak-lapak para mama Papua. Ubi jalar manis, aneka sayuran segar, hingga hasil kebun khas dataran tinggi ludes dibeli. Pembelian dilakukan tanpa tawar-menawar, sebuah gestur tulus sebagai penghargaan atas kerja keras para petani lokal.
“Kami ingin rakyat tersenyum. Ksatrata bukan hanya soal belanja, tapi soal kepedulian. Dengan memborong hasil tani, kami membantu ekonomi mereka sekaligus menumbuhkan semangat dan harapan baru, ” ujar Kapten Inf Muh. Zandra, Danpos Agandugume, di sela kegiatan yang penuh haru.
Senyum lebar dan tawa bahagia warga adalah bukti nyata keberhasilan program ini. Maria Agapa, salah seorang mama Papua, tak mampu menahan air mata haru saat dagangannya habis diborong.
“Terima kasih bapak tentara… Tuhan memberkati. Kami senang sekali, dagangan habis, hati pun senang, ” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Inisiatif prajurit Yonif 142/KJ ini disambut hangat oleh seluruh lapisan masyarakat. Yohanes Murib, Kepala Distrik Agandugume, mengapresiasi langkah tersebut sebagai wujud nyata pengabdian TNI di tengah rakyat.
“Tentara bukan hanya menjaga keamanan, tapi juga menolong kami agar ekonomi kampung hidup. Ini bukti bahwa TNI dan rakyat adalah satu, ” tegasnya.
Aksi “Ksatrata” ini juga mencerminkan pendekatan humanis TNI di wilayah operasi Koops Habema. Mayjen TNI Lucky Avianto, Komandan Komando Operasi Habema, menegaskan bahwa kegiatan semacam ini adalah implementasi prajurit “Ksatria Sejati”.
“Pendekatan kesejahteraan seperti Ksatrata adalah roh dari operasi Habema. Prajurit harus hadir bukan sekadar dengan senjata, tapi dengan hati. Dengan memborong hasil tani, kita menegakkan martabat ekonomi petani dan menjaga uang tetap berputar di kampung mereka, ” jelas Pangkoops Habema.
Lebih dari sekadar aksi sosial, Ksatrata menjadi simbol persaudaraan dan gotong royong yang kental di tanah yang dijaga dengan sepenuh hati. Melalui langkah sederhana ini, prajurit Yonif 142/Ksatria Jaya telah menanam benih kebaikan yang besar: benih cinta, persaudaraan, dan kebangkitan ekonomi rakyat Papua.
Di sudut Agandugume yang jauh dari kebisingan kota, mereka membuktikan bahwa pengabdian sejati tak hanya menjaga perbatasan, tetapi juga menjaga senyum rakyat agar terus merekah. (jurnalis.id)












































