Loreng yang Mengajar, Harapan yang Menyala: Prajurit Satgas Yonif 700/WYC Jadi Guru bagi Anak-Anak SD Mayuberi

1 month ago 14

ILAGA UTARA, PUNCAK - Di tanah pegunungan Papua yang sejuk namun penuh tantangan, sebuah pemandangan menyentuh hati kembali lahir. Prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti (WYC) dari Pos Mayuberi tidak hanya berdiri sebagai penjaga perbatasan, tetapi juga menjelma menjadi guru, sahabat, sekaligus inspirasi bagi anak-anak di SD Mayuberi, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak.

Dengan mengusung semangat “Selalu di Hati, Selalu Dinanti”, para prajurit turun tangan langsung mengajar pelajaran Matematika kepada siswa-siswi sekolah dasar yang seragam merah-putihnya tampak kontras dengan loreng sang prajurit. Kehangatan itu berlangsung pada Rabu (17/9/2025), di sebuah ruang belajar sederhana yang penuh dengan tawa dan semangat.

Loreng di Depan Papan Tulis

Dipimpin Serda Sahwiril, para prajurit duduk sejajar dengan anak-anak, membuka buku, mencatat angka, dan menjelaskan soal demi soal. Papan tulis seadanya digantikan dengan buku catatan yang dipegang sang prajurit, namun keterbatasan itu sama sekali tidak mengurangi semangat belajar.

Anak-anak berebut maju, ingin lebih dekat, ingin lebih paham. Mata mereka berbinar ketika prajurit berseragam loreng menuliskan angka dan menjelaskan cara menghitung dengan sabar. Ada keceriaan, ada semangat, dan ada harapan yang menyala di tengah ruangan sederhana itu.

“Mengajar anak-anak di Mayuberi adalah kebanggaan tersendiri. Mereka punya semangat belajar luar biasa, meski dengan segala keterbatasan. Melihat senyum dan antusias mereka saat belajar adalah energi bagi kami untuk terus berbuat, ” ungkap Serda Sahwiril, penuh rasa haru.

Pendidikan, Pondasi Harapan

Bagi Satgas Yonif 700/WYC, mendidik bukanlah tugas tambahan, melainkan bagian dari pengabdian. Kehadiran prajurit di ruang kelas sederhana menjadi simbol kepedulian bahwa pendidikan adalah pondasi masa depan bangsa.

Letda Inf Arif Natsir, Danpos Mayuberi, menegaskan bahwa TNI hadir bukan hanya untuk menjaga keamanan, tetapi juga untuk ikut menanamkan harapan.

“Kami sadar pendidikan adalah pondasi masa depan. Kehadiran prajurit di tengah anak-anak ini bukan hanya untuk menjaga, tetapi juga membimbing. Kami ingin mereka tahu, mereka tidak pernah sendiri. TNI akan selalu ada bersama rakyat, ” tegasnya.

Loreng yang Membawa Cinta

Bagi masyarakat Mayuberi, kehadiran TNI di sekolah bukan hanya soal mengajar Matematika. Lebih dari itu, loreng-loreng yang biasanya identik dengan kekuatan, kini menjadi simbol kasih sayang dan pengabdian.

Di tengah segala keterbatasan, para prajurit hadir sebagai penerang jalan, menyalakan semangat belajar, dan memantik mimpi anak-anak Papua agar kelak bisa tumbuh menjadi generasi tangguh, berilmu, dan siap membangun daerahnya.

Kebersamaan ini membuktikan, bahwa pengabdian seorang prajurit tidak berhenti di pos jaga atau medan operasi, tetapi juga hadir di ruang-ruang kecil, tempat masa depan bangsa ditanamkan melalui ilmu.

Penutup: Selalu Dinanti, Selalu Dihati

Cerita Satgas Yonif 700/WYC di Mayuberi adalah kisah sederhana yang menyentuh. Kisah tentang prajurit yang tidak hanya mengajar dengan angka, tetapi juga dengan hati. Tentang anak-anak yang belajar bukan hanya Matematika, tetapi juga tentang arti persaudaraan dan cinta tanah air.

Dan bagi masyarakat Papua, loreng TNI yang hadir di sekolah adalah cahaya yang selalu dinanti, dan kehangatan yang akan selalu di hati.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Karya | Politics | | |