Mahasiswi ITB Raih Juara 2 Broadcasting Radio Unpad 2025

1 week ago 3

BANDUNG - Dua mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), Theresia Sinaga dan Queenie Angelica Juwanda, berhasil menyabet gelar Juara 2 dalam Lomba Broadcasting Radio 2025 yang diselenggarakan oleh Radio Universitas Padjadjaran (Unpad). Ajang bergengsi ini berlangsung di Bale Swala, Rektorat Unpad, Jatinangor, pada Sabtu, 24 Mei 2025.

Pada babak penyisihan, duet maut ini mengupas tema mendalam, "Dapatkah Radio Bertahan Hanya dengan AI?". Mereka dengan cermat menyoroti keterbatasan kecerdasan buatan (AI) dalam menggantikan peran krusial manusia di dunia penyiaran. "Kami ingin menyampaikan bahwa meskipun AI sangat canggih, masih terdapat banyak keterbatasan yang hanya bisa diisi oleh manusia, " ujar Theresia, mengungkapkan tujuan utama di balik presentasi mereka.

"AI belum mampu memberikan sentuhan emosional atau perhatian personal kepada pendengar siaran, " tambah Queenie, melengkapi argumen Theresia dan menekankan aspek humanis yang tak tergantikan.

Memasuki babak final, Theresia dan Queenie menggebrak dengan tema yang tak kalah relevan, "Kepercayaan Publik terhadap Produk Jurnalisme Garapan AI". Tak hanya piawai dalam menyampaikan pesan, keduanya juga sukses memenuhi tantangan unik lomba dengan menyisipkan kata-kata acak seperti "toko", "film", dan "mancing" tanpa mengorbankan alur cerita utama siaran mereka.

"Kami berharap masyarakat mampu memilah dan memilih informasi yang benar serta tidak mudah terjebak pada hoaks, " harap Theresia, menyampaikan pesan pentingnya literasi digital kepada khalayak.

Keberhasilan ini merupakan buah dari kerja keras dan ketekunan luar biasa. Meskipun latar belakang pendidikan mereka bukan di bidang komunikasi atau broadcasting, semangat juang keduanya tak pernah padam. Persiapan intensif menjadi kunci, termasuk keputusan berani untuk merekam ulang video penyisihan karena merasa belum puas dengan hasil awal.

"Awalnya, kami sudah sempat membuat video untuk babak penyisihan, tetapi kami kurang puas walaupun video tersebut sudah terlanjur memasuki proses editing. Dengan demikian, kami memutuskan untuk mengambil video ulang, " ungkap Queenie, menunjukkan dedikasi tinggi terhadap kualitas.

Latihan intensif juga dilakukan di sela-sela kesibukan perkuliahan yang padat. "Di babak final, kami baru bisa berlatih bersama pada malam hari H-1 lomba. Kami latihan hingga larut malam, melatih teknik siaran, seperti teknik giggling dan belajar dari kekurangan di babak penyisihan, " kenang Theresia, menggambarkan perjuangan di balik layar.

Meskipun awalnya sempat diliputi keraguan saat bersaing dengan mahasiswa dari jurusan komunikasi, keyakinan dan dukungan antarpribadi membawa mereka meraih prestasi gemilang di luar zona nyaman akademis mereka.

"Di tengah keraguan itu, aku tetap percaya sama diriku. Aku dan Queenie pun saling menyemangati dan mendoakan satu sama lainnya, " ucap Theresia, menyoroti kekuatan kolaborasi dan kepercayaan diri.

Theresia dan Queenie berharap pengalaman berharga ini dapat memantik semangat mahasiswa lain untuk berani menjajaki hal-hal baru dan keluar dari rutinitas.

"Aku berharap juga teman-teman dapat berani tampil, bersaing, dan berkembang di bidang yang kalian minati, " tutup Queenie, memberikan suntikan motivasi bagi para mahasiswa. (PERS)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |