Melebihi Batas Fisik: Anak Berkebutuhan Khusus Jadi Pahlawan Kecil dalam TMMD Jepara

17 hours ago 4

JEPARA - Di tengah gemuruh suara palu dan semangat pembangunan rumah dalam program TMMD Reguler ke-124 Kodim 0719/Jepara, hadir sebuah kisah yang melampaui sekadar pembangunan fisik. Seorang anak berkebutuhan khusus, dengan segala keterbatasannya, turut hadir dan aktif membantu proses pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Kehadirannya tidak hanya mengejutkan, tapi juga menginspirasi sebuah pengingat bahwa semangat kebersamaan tak mengenal batas fisik, usia, ataupun label sosial. Rabu 7 Mei 2025.

Tanpa perlu diminta, anak laki-laki itu ikut serta membawa ember kecil berisi semen, membantu menyusun alat-alat tukang ringan, dan kadang hanya duduk sambil mengamati, lalu bangkit kembali dengan senyum tulus dan tangan kecil yang siap membantu. Para anggota Satgas TMMD menyambutnya seperti rekan sendiri dengan empati, bimbingan, dan rasa hormat.

“Kami mungkin sedang membangun rumah, tapi anak ini membangun semangat. Dia mengingatkan kita bahwa gotong royong adalah milik semua, tanpa kecuali, ” ungkap Komandan SSK TMMD dengan mata berkaca-kaca. Rabu (7/5/2025).

Anak tersebut menjadi bagian dari momen bersejarah, saat TNI dan masyarakat bersatu membangun hunian yang lebih layak untuk warga kurang mampu. Namun kehadirannya menjadi simbol lebih besar: bahwa inklusivitas, penerimaan, dan semangat kolaborasi adalah fondasi yang jauh lebih kuat dari beton dan semen.

Orang tua sang anak mengaku awalnya ragu untuk mengizinkan putranya ke lokasi proyek. Tapi ketika melihat bagaimana anaknya disambut hangat oleh para prajurit TNI, ia pun luluh.

“Setiap pagi dia semangat minta ke sana. Kami biarkan selama dia bahagia dan aman. Tapi tidak menyangka, sambutannya luar biasa. Kami sangat tersentuh. Dia merasa dihargai, ” ujar sang ibu dengan nada haru.

Program RTLH ini merupakan bagian dari TMMD Reguler ke-124 yang tidak hanya fokus membangun fisik rumah, tetapi juga membangun kembali nilai-nilai gotong royong, kesetaraan, dan kemanusiaan. Partisipasi seorang anak berkebutuhan khusus dalam kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa semangat pengabdian tidak ditentukan oleh kondisi tubuh, tetapi oleh ketulusan hati.

Apa yang terjadi di Jepara hari ini adalah pelajaran bagi kita semua—bahwa membangun Indonesia tidak hanya tugas orang kuat dan sempurna, tetapi tugas semua anak bangsa, tanpa terkecuali.

"Anak itu mungkin tak berkata-kata, tapi tindakannya lebih lantang dari pidato mana pun. Ia telah menginspirasi pasukan, menggetarkan hati rakyat, dan menyatukan semangat kita semua, ” pungkas salah satu anggota Satgas TMMD. (Pendim 0719/Jepara)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |