Menjahit Tawa di Tanah Intan Jaya: Satgas Yonif 113/JS dan Warga Zanepa Merawat Kedekatan dengan Cinta dan Canda

3 hours ago 2

INTAN JAYA - Di tengah sejuknya udara pegunungan Intan Jaya, suara tawa dan canda menggema dari Kampung Zanepa, Distrik Homeyo. Hari itu, Sabtu (1/11/2025), prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 113/Jaya Sakti (JS) TK Zanepa tidak hanya datang membawa tugas pengamanan, tetapi juga menghadirkan kebahagiaan bagi masyarakat melalui Komunikasi Sosial (Komsos) yang sarat kehangatan dan kedekatan emosional.

prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 113/Jaya Sakti (JS) TK Zanepa menghadirkan kebahagiaan bagi masyarakat melalui Komunikasi Sosial (Komsos)

Anak-anak berlarian riang, para orang tua tersenyum lega, dan prajurit TNI tampak larut dalam permainan sederhana yang mencairkan suasana. Tidak ada sekat, tidak ada jarak yang ada hanyalah kebersamaan yang tumbuh dari ketulusan dan rasa saling menghargai.

“Kegiatan seperti ini menjadi cara kami untuk mendekatkan diri kepada masyarakat. Kami ingin menunjukkan bahwa kami hadir bukan hanya untuk menjaga keamanan, tapi juga untuk menjadi sahabat dan bagian dari keluarga besar di sini, ” tutur Kapten Inf Sugeng Jamianto, Komandan TK Zanepa, dengan senyum yang hangat.

“Canda tawa ini adalah bahasa universal yang menyatukan kami dengan masyarakat. Dari tawa yang sederhana, lahir kepercayaan dan kasih sayang yang kuat, ” imbuhnya.

Kegiatan Komsos yang dikemas dalam suasana santai ini menghadirkan keakraban lintas generasi. Prajurit dan warga bermain bersama, bercerita, dan saling bertukar pengalaman hidup.

Di tengah keterbatasan fasilitas dan medan yang berat, momentum sederhana ini menjadi oase kebersamaan yang menyejukkan hati.

Kepala Suku Kampung Zanepa, Bapak Karpus Wandagau (51), tak mampu menyembunyikan rasa haru dan syukurnya.

“Kami sangat berterima kasih atas perhatian Bapak-bapak TNI. Canda tawa hari ini membuat kami merasa dekat, merasa punya saudara baru yang datang bukan hanya untuk menjaga, tapi juga untuk berbagi kebahagiaan, ” ujarnya penuh ketulusan.

“Kami berharap hubungan ini tidak berhenti di sini, tapi terus berlanjut. Semoga Satgas Jaya Sakti selalu hadir membawa kebaikan dan kemajuan bagi masyarakat Zanepa.”

Bagi masyarakat Zanepa, kehadiran TNI bukan lagi sekadar simbol keamanan, melainkan tanda nyata dari kasih sayang dan kepedulian negara terhadap rakyatnya di pelosok tanah Papua.

Sementara bagi para prajurit Jaya Sakti, tawa masyarakat adalah “hadiah moral” yang meneguhkan makna pengabdian mereka jauh dari rumah.

Dari langit biru Homeyo hingga pelataran kampung yang sederhana, “Jaya Sakti Menyapa” bukan sekadar kegiatan, melainkan simbol kemanusiaan yang hidup bahwa kedekatan dan cinta kepada sesama dapat menembus batas wilayah, budaya, dan bahasa.

Panglima Komando Operasi TNI Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, turut memberikan apresiasi atas kegiatan humanis tersebut.

“Pendekatan seperti yang dilakukan prajurit Yonif 113/JS di Zanepa adalah bentuk nyata kehadiran negara yang berempati. TNI hadir bukan untuk ditakuti, tapi untuk dirindukan karena mereka membawa kedamaian, bukan kekhawatiran. Inilah wajah sejati prajurit rakyat.”

Dari tawa di Zanepa, dunia belajar bahwa kedamaian tidak selalu lahir dari senjata, melainkan dari tangan yang merangkul dan hati yang memahami.

Di sanalah, di balik canda dan peluh prajurit, tersimpan pesan abadi: Bahwa di setiap jengkal Tanah Papua, TNI dan rakyat adalah satu jiwa dalam merawat Indonesia.

(Lettu Inf Supri/AG)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |