Pulau Nusakambangan kembali menarik perhatian publik dengan sorotan positif pada Rabu, 5 November 2025. Pada hari itu, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan bersama jajaran Kemenimipas melaksanakan kunjungan kerja yang turut dihadiri dua figur publik nasional, Raffi Ahmad dan Irfan Hakim. Agenda ini menjadi bukti nyata penguatan sinergi lintas sektor, yang ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dalam kesempatan yang sama, juga dilaksanakan kegiatan pembinaan mental serta penyerahan penghargaan bagi pegawai berprestasi.
Turut hadir pula sejumlah pejabat tinggi negara, antara lain Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi, serta Wakil Menteri Ketenagakerjaan. Kolaborasi strategis ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam mewujudkan Nusakambangan sebagai pusat pembinaan, pemberdayaan, serta ketahanan pangan nasional yang berbasis pada produktivitas warga binaan pemasyarakatan.
Rangkaian kegiatan kunjungan dimulai dengan peninjauan berbagai Balai Latihan Kerja (BLK) di area Lapas Nusakambangan. Mulai dari pabrik batako dan paving berbahan FABA, pabrik pupuk organik, BLK konveksi, hingga pabrik daur ulang limbah—semuanya dijalankan oleh warga binaan yang telah mendapatkan pelatihan dan pembekalan keterampilan kerja profesional. Inisiatif ini mencerminkan komitmen kuat Kemenimipas dalam menghadirkan program pembinaan yang berfokus pada kemandirian dan keberlanjutan produktivitas.
Selain itu, rombongan juga meninjau lahan ketahanan pangan terpadu yang dikelola secara mandiri oleh warga binaan. Berbagai sektor seperti tambak sidat, tambak udang vaname, tambak ikan bandeng, peternakan kambing dan ayam, serta lahan jagung dan persawahan menjadi bagian dari ekosistem kerja produktif di Nusakambangan. Program ini tidak hanya memperkuat kemandirian pangan, tetapi juga menjadi sarana pembinaan yang humanis dan berdampak nyata bagi pemberdayaan warga binaan.
Kunjungan ini menjadi penanda dimulainya babak baru transformasi Nusakambangan—dari pulau yang dulu identik dengan pembinaan tertutup, kini beralih menjadi simbol pembinaan yang produktif, inovatif, dan berorientasi pada masa depan yang lebih baik, baik bagi warga binaan maupun masyarakat luas.















































