PAPUA - Ancaman baru kembali datang dari kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kali ini, juru bicara OPM, Sebby Sambom, melayangkan ultimatum keras kepada para perangkat desa. Ia menuntut agar kepala kampung serta aparat desa menyerahkan sebagian dana desa kepada kelompoknya. Jika tidak dituruti, ia mengancam akan melakukan aksi teror hingga menghilangkan nyawa masyarakat.
Pernyataan tersebut sontak menimbulkan gelombang keresahan di tengah warga. Dana desa yang sejatinya ditujukan untuk membangun infrastruktur, meningkatkan layanan pendidikan, hingga memperbaiki fasilitas kesehatan, justru dijadikan sasaran pemerasan. Bagi masyarakat, ancaman ini menjadi bukti nyata bahwa OPM hanya menggunakan dalih perjuangan untuk kepentingan kelompok, tanpa peduli dengan penderitaan rakyat Papua.
Dana Desa Dibayang-Bayangi Teror
Kekhawatiran warga bukan tanpa alasan. Selama ini dana desa menjadi salah satu sumber harapan bagi masyarakat Papua di wilayah pedalaman. Dari uang tersebut, jalan kampung bisa diperbaiki, sekolah dibangun, hingga puskesmas dilengkapi. Namun, ancaman Sebby Sambom membuat masyarakat takut jika dana vital tersebut justru dirampas untuk membiayai aksi bersenjata.
Tokoh gereja dari denominasi GKII di Pegunungan Bintang, Pendeta Markus Wanimbo, menilai ancaman Sebby Sambom sebagai bentuk nyata penindasan.
“Gereja menolak keras tindakan pemerasan dengan dalih perjuangan. Itu bukan perjuangan, melainkan penindasan terhadap rakyat. Uang desa seharusnya dipakai untuk sekolah anak-anak, membangun jalan, dan fasilitas kesehatan, bukan untuk membiayai aksi kekerasan, ” tegasnya, Senin (8/9/2025).
Suara Perempuan Papua: Anak dan Ibu Jadi Korban
Keresahan juga dirasakan kalangan perempuan. Maria Hubi, tokoh perempuan asal Jayawijaya, mengingatkan bahwa dampak terbesar dari ancaman ini akan dirasakan oleh kaum ibu dan anak-anak.
“Kami para perempuan ingin agar dana desa benar-benar dipakai untuk kepentingan warga. Kalau uang itu dirampas OPM, maka keluarga kami akan terus hidup dalam kesulitan, ” ujarnya.
Menurut Maria, ibu-ibu di kampung sering kali mengandalkan program dana desa untuk menopang kebutuhan sehari-hari, termasuk pendidikan anak. Jika dana tersebut dirampas, maka generasi Papua akan kehilangan kesempatan untuk maju.
Pemuda Papua Angkat Suara
Sementara itu, dari kalangan pemuda, Stefanus Kogoya menegaskan bahwa ancaman Sebby Sambom memperlihatkan wajah asli OPM.
“Mereka selalu bicara memperjuangkan rakyat, tapi faktanya justru merampas hak rakyat. Generasi muda Papua menolak keras tindakan itu dan mendukung aparat keamanan untuk menindak tegas, ” katanya.
Baginya, generasi muda Papua tidak ingin masa depan mereka dikorbankan hanya demi kepentingan segelintir orang bersenjata yang mengatasnamakan perjuangan.
Harapan Warga: Perlindungan Aparat
Masyarakat kini mendesak aparat keamanan untuk memberikan perlindungan penuh kepada perangkat desa. Harapan mereka sederhana: dana desa harus sampai ke tangan rakyat, bukan masuk ke kantong kelompok bersenjata.
Ancaman Sebby Sambom dianggap sebagai kejahatan serius yang tidak hanya mengancam perangkat desa, tetapi juga merampas hak hidup warga Papua. Masyarakat menegaskan, mereka ingin hidup aman, membangun kampung, dan membesarkan anak-anak tanpa dihantui rasa takut.
(APK/ Wartamiliter.com )