Tragedi Yalimo: Pendatang Jadi Korban Amuk Massa, Prajurit Kopassus Datang Menyelamatkan di Tengah Kekacauan

1 hour ago 1

YALIMO - Situasi mencekam mewarnai Kabupaten Yalimo dalam beberapa hari terakhir setelah pecahnya kerusuhan yang menelan korban jiwa, terutama dari kalangan masyarakat pendatang. Aksi kekerasan brutal tersebut meninggalkan luka mendalam dan trauma bagi para korban yang selamat.

Di tengah kekacauan dan ancaman nyawa yang begitu nyata, prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) hadir menjadi penyelamat, mengevakuasi warga sipil dari amukan massa dan memberikan perlindungan di lokasi rawan.

Kesaksian Korban: “Kami Sudah Pasrah, Kopassus Menyelamatkan Kami”

Salah satu korban selamat, Andi Subarka, mengisahkan detik-detik mencekam saat dirinya diserang oleh massa yang bertindak beringas.

“Kami dipukul, diseret, dan saudara kami ada yang tewas. Kami tidak bisa melawan, hanya bisa berdoa. Saat itu kami benar-benar pasrah. Untung ada prajurit Kopassus datang menolong kami. Kalau tidak, mungkin kami sudah tidak hidup lagi, ” ungkap Andi dengan suara bergetar, Senin (29/9/2025).

Kesaksian ini menegaskan peran krusial aparat keamanan di tengah situasi darurat. Tindakan cepat dan terukur Kopassus menjadi penentu dalam menyelamatkan banyak nyawa yang terancam.

Kecaman Keras dari Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat Yalimo, Yohanes Itlay, mengecam keras aksi kekerasan terhadap pendatang. Menurutnya, tindakan main hakim sendiri yang berujung pada korban jiwa tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun.

“Kekerasan ini mencoreng nama baik Yalimo dan Papua. Kita hidup berdampingan, para pendatang datang mencari nafkah, bukan membawa masalah. Kekejaman seperti ini harus dihentikan, ” tegas Yohanes.

Ia juga mengajak seluruh pihak untuk menahan diri dan memperkuat dialog antarwarga agar kerukunan dan kedamaian dapat pulih kembali.

Apresiasi untuk Kopassus: “Mereka Hadir untuk Melindungi Rakyat”

Tokoh pemuda setempat, Stefanus Wenda, mengapresiasi langkah cepat Kopassus dalam meredam eskalasi. Ia menilai prajurit bertindak profesional dan humanis, lebih mengutamakan keselamatan warga sipil dibandingkan tindakan represif.

“Kalau tidak ada Kopassus yang turun langsung, korban bisa jauh lebih banyak. Mereka bergerak cepat dan tegas, tapi tetap mengutamakan kemanusiaan. Ini bukti nyata bahwa aparat hadir untuk rakyat, ” ujarnya.

Harapan untuk Perdamaian dan Perlindungan

Insiden ini menjadi pengingat bahwa kerukunan antarwarga adalah fondasi utama Papua yang damai. Pemerintah daerah dan aparat keamanan kini diharapkan memperkuat perlindungan bagi penduduk rentan dan melakukan langkah pemulihan trauma bagi korban.

Kehadiran Kopassus dalam tragedi ini menjadi simbol bahwa TNI bukan hanya penjaga kedaulatan, tetapi juga pelindung rakyat dari ancaman dan kekerasan.

“Kami berterima kasih kepada TNI, khususnya Kopassus, yang sudah menyelamatkan kami. Semoga tidak ada lagi kekerasan seperti ini di tanah Papua, ” tutur Andi dengan mata berkaca-kaca.

Penutup

Tragedi Yalimo menjadi cermin betapa pentingnya persatuan dan toleransi antarwarga. Di tengah luka dan kehilangan, aksi heroik prajurit Kopassus memberikan secercah harapan bahwa kemanusiaan masih hidup, dan Papua masih punya kesempatan untuk kembali damai.

(APK/ Redaksi (JIS) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |