OPM Kehilangan Hati Rakyat: Masyarakat Papua Bangkit Tolak Kekerasan dan Dukung NKRI

3 hours ago 1

PAPUA - Narasi perjuangan yang selama ini digaungkan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) mulai goyah. Gelombang penolakan terhadap keberadaan dan aksi-aksi kekerasan OPM kini semakin deras muncul dari hati masyarakat Papua sendiri. Mereka tidak lagi melihat OPM sebagai pembela rakyat, melainkan sebagai sumber ketakutan dan penderitaan.

Di berbagai wilayah seperti Nduga, Sugapa, hingga Meepago dan Lapago, suara-suara masyarakat kian lantang menolak kehadiran kelompok separatis ini. Mereka mengungkapkan betapa aktivitas OPM telah merusak tatanan hidup, mengganggu pendidikan anak-anak, serta mengancam keselamatan warga sipil di tanah kelahirannya sendiri.

“Kami dulu sempat percaya bahwa OPM memperjuangkan rakyat. Tapi kenyataannya, mereka menyakiti kami sendiri. Ini bukan perjuangan, ini penindasan, ” ungkap Lukas Wenda, tokoh masyarakat Kabupaten Nduga, dalam sebuah forum warga, Minggu (18/5/2025).

Warga Papua Tak Lagi Diam: "Kami Ingin Damai, Bukan Jadi Tameng OPM"

Dari Distrik Sugapa, seorang kepala kampung menyampaikan suara yang sama. Ia menyatakan bahwa kehadiran OPM di wilayahnya justru memperparah situasi. Warga dijadikan tameng hidup, bahkan dibunuh jika menolak membantu kelompok bersenjata itu.

“Kami hidup berdampingan dengan alam dan ingin damai. Tapi OPM datang dan menjadikan kami korban. Kami tidak mau mereka tinggal di kampung kami lagi, ” tegasnya.

Pernyataan-pernyataan ini merefleksikan perubahan besar dalam persepsi masyarakat Papua terhadap OPM. Banyak yang kini menyadari bahwa klaim perjuangan OPM hanyalah dalih yang menutupi kepentingan sempit dan brutalitas kelompok tersebut.

Para tokoh adat dari wilayah Meepago dan Lapago kini angkat bicara, menyatakan dukungan tegas terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan mengecam keras segala bentuk kekerasan yang dilakukan OPM terhadap warga sipil maupun aparat keamanan.

“Jika benar mereka mencintai rakyat, mengapa rakyat yang mereka sakiti? Ini bukan perjuangan sejati, tapi hanya ambisi kelompok yang menebar luka, ” tulis salah satu editorial harian lokal Papua.

Fenomena meningkatnya kesadaran kolektif masyarakat Papua untuk menolak OPM menjadi momentum penting menuju Papua yang lebih damai, aman, dan sejahtera. Keinginan rakyat kini jelas: hidup tanpa ketakutan, membangun bersama dalam bingkai NKRI, dan menyongsong masa depan yang lebih baik.

Di tengah situasi ini, OPM bukan lagi simbol perjuangan, melainkan simbol kekacauan. Rakyat Papua kini telah memilih: meninggalkan kekerasan, menolak penindasan, dan melangkah bersama dalam persatuan.

(***/Red)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |