YALIMO - Pasca insiden kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Yalimo, suhu sosial masyarakat sempat menghangat akibat beredarnya berbagai narasi dan spekulasi. Situasi ini semakin diperkeruh dengan adanya upaya provokasi dari kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang mencoba memanfaatkan momentum untuk menebar keresahan.
Di tengah kondisi itu, tokoh agama Papua, Pendeta Telius Wonda, tampil memberikan imbauan menyejukkan. Ia mengajak masyarakat Papua, khususnya warga Yalimo, untuk tidak terjebak dalam pusaran provokasi dan tetap menahan diri.
“Saya mengingatkan agar kita semua tidak terprovokasi. Jangan biarkan amarah menguasai hati kita, karena itu hanya akan membuat situasi semakin panas, ” tegasnya, Rabu (17/9/2025).
Percaya pada Hukum, Tolak Main Hakim Sendiri
Lebih lanjut, Pdt. Telius menekankan pentingnya menyelesaikan masalah melalui jalur hukum, bukan dengan emosi atau aksi balas dendam. Ia menegaskan bahwa negara hadir untuk menegakkan keadilan bagi semua pihak.
“Marilah kita percaya pada hukum. Jangan main hakim sendiri, karena hukum ada untuk memberikan keadilan bagi semua. Kita harus dewasa dalam menyikapi persoalan, ” ujarnya menambahkan.
Imbauan ini hadir sebagai penegasan bahwa tindakan kekerasan hanya akan memperbesar luka, sementara jalur hukum adalah jalan terbaik untuk mencari keadilan yang hakiki.
Jaga Persaudaraan, Rawat Persatuan
Tak hanya itu, sang pendeta juga mengingatkan pentingnya merawat kebersamaan sebagai keluarga besar di tanah Papua. Ia menolak segala bentuk sekat, baik itu suku, agama, maupun perbedaan warna kulit.
“Kita semua adalah keluarga besar. Tidak peduli dari suku mana, agama apa, atau warna kulit berbeda, kita tetap bersaudara. Mari rawat persatuan itu, ” serunya penuh harap.
Menurutnya, persaudaraan adalah fondasi utama bagi terciptanya kedamaian. Tanpa itu, Papua akan terus menjadi ladang subur bagi provokasi yang merugikan rakyat sendiri.
Doa dan Solidaritas Sebagai Benteng
Dalam pesannya, Pdt. Telius juga menekankan bahwa doa dan solidaritas adalah benteng paling ampuh untuk menghadapi segala upaya adu domba. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat agar tidak memberi ruang sedikit pun bagi pihak yang ingin memecah belah Papua.
“Mari kita satukan doa dan solidaritas. Daerah ini harus tetap aman, jangan biarkan ada yang memecah belah kita. Doa dan persatuan adalah senjata kita, ” ujarnya penuh keyakinan.
Kasih Lebih Kuat dari Kebencian
Mengakhiri pernyataannya, Pdt. Telius Wonda menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya mengedepankan cinta kasih dibandingkan kebencian.
“Mari kita bergandeng tangan, menolak rasisme, serta menjaga kedamaian di tanah Papua yang kita cintai bersama. Kasih, damai, dan persatuan lebih kuat daripada kebencian, ” pungkasnya.
Catatan Redaksi
Imbauan dari Pdt. Telius Wonda ini menjadi pengingat bahwa kekerasan dan provokasi tidak pernah membawa solusi, melainkan hanya menambah penderitaan. Di tengah dinamika sosial Papua, suara damai dari tokoh agama diharapkan mampu menjadi jangkar moral yang menenangkan masyarakat agar tidak mudah diprovokasi dan tetap menjaga persaudaraan.
(APK/RED1922)