INTAN JAYA - Di tengah sejuknya udara Pegunungan Tengah Papua, suasana di pinggir Jalan Poros Sugapa–Beoga berubah menjadi lautan senyum. Di sana, para prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 500/Sikatan tak hanya menjalankan tugas pengamanan, tetapi juga merangkul hati warga lewat aksi kemanusiaan bertajuk “Program Rosita” (Borong Hasil Petani).
Alih-alih patroli bersenjata, hari itu para prajurit justru menjelma menjadi pelanggan istimewa. Mereka memborong seluruh hasil kebun yang dijajakan mama-mama Papua dari umbi, sayur, hingga buah-buahan yang biasanya dibawa ke Pasar Yokatapa. Tak berhenti di situ, para prajurit juga membantu mengangkat barang dagangan dan menyapa warga dengan penuh keramahan.
“Kegiatan ini bukan sekadar membeli hasil panen, tapi bentuk nyata kehadiran TNI yang membangun kebersamaan dengan rakyat, ” ujar Wadan Satgas Yonif 500/Sikatan, Mayor Inf. Redo Rahardiansyah Effendy, S.S.T.Han., S.I.P., di sela kegiatan di Sugapa, Rabu (22/10/2025).
Ia menegaskan, Program Rosita menjadi bagian dari rangkaian HUT ke-80 Yonif 500/Sikatan sekaligus dukungan terhadap upaya Pemerintah Daerah Intan Jaya dalam memperkuat ketahanan pangan lokal.
“Dengan cara sederhana ini, kami ingin mama-mama Papua tahu bahwa mereka tidak sendiri. Mereka adalah pahlawan ekonomi keluarga dan kami akan terus mendukung mereka, ” tambahnya dengan nada haru.
Ungkapan tulus itu dibenarkan oleh Mama Kristina, warga Kampung Titigi, yang tampak bahagia melihat dagangannya ludes diborong.
“TNI bantu kita tiap hari pasar. Senang sekali, sayur sudah habis di jalan, ” ucapnya sambil menenteng noken berisi hasil kebun yang baru saja dibeli prajurit.
Program Rosita tak hanya bergulir di Sugapa, tetapi juga serentak di sejumlah Titik Kuat (TK) Satgas, seperti Mamba Bawah, Holomama, J2 Kout, Bilogai, dan Kotis Mamba. Kegiatan ini berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan, menjadikan prajurit dan warga seolah tanpa sekat.
Apresiasi tinggi pun datang dari Panglima Komando Operasi TNI Habema (Pangkoops Habema), Mayjen TNI Lucky Avianto. Ia menilai langkah Yonif 500/Sikatan ini sebagai wujud prajurit yang “menyentuh hati rakyat”.
“Saya selalu tekankan, prajurit harus menjadi solusi bagi kesulitan rakyat. Kehadiran kita di Papua bukan hanya menjaga tapal batas, tapi juga merangkul dan memperkuat ekonomi mereka, ” tegasnya.
Mayjen Lucky menambahkan bahwa Program Rosita merupakan contoh ideal pendekatan teritorial yang humanis.
“Ketika prajurit membeli hasil tani warga, itu bukan sekadar transaksi ekonomi, tapi tindakan nyata membangun kepercayaan dan harapan. Kesejahteraan rakyat adalah tolok ukur keberhasilan prajurit di lapangan, ” ujarnya.
Kegiatan sederhana ini menyisakan pesan mendalam: TNI dan rakyat Papua adalah satu. Dalam setiap tawa mama-mama Papua dan peluh prajurit yang menenteng hasil bumi, terlukis ikatan kuat yang menumbuhkan harapan baru bahwa Papua akan terus tumbuh dalam damai, sejahtera, dan penuh kasih.
(Lettu Inf Sus/AG)