SUNGAIPENUH, JAMBI – Gelombang pemanggilan massal terhadap ratusan pejabat eselon III dan IV oleh Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKSDM) Kota Sungai Penuh menuai kritik tajam. Pemanggilan yang dinilai bermuatan politik itu justru berdampak buruk terhadap semangat kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Sungai Penuh.
Pasca Pilwako 2024, semangat ASN disebut mulai pulih dan tak lagi terkotak-kotak berdasarkan dukungan politik. Namun, langkah Pemkot memanggil pejabat ke BKPSDM secara tiba-tiba dinilai menghidupkan kembali suasana diskriminatif dan penuh kecurigaan. Alih-alih memperbaiki kedisiplinan, kebijakan ini justru menjadi sumber kemalasan dan turunnya etos kerja ASN.
Pemanggilan Dinilai Selektif dan Bernuansa Balas Dendam Politik. Informasi yang dihimpun, awalnya pejabat yang dipanggil merupakan mereka yang dianggap “berseberangan” saat Pilwako 2024. Pemanggilan kemudian diperluas kepada semua pejabat setelah isu tersebut terlanjur viral di media.
“Benar, awalnya hanya pejabat yang dianggap tidak sejalan di Pilwako 2024 yang dipanggil. Setelah pemberitaan viral, barulah semuanya dipanggil ke BKPSDM, ” ungkap seorang pejabat yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Sejumlah kalangan menilai pemanggilan susulan tersebut hanya tindakan kamuflase agar tidak terlihat diskriminatif.
Jika Alasan Disiplin, Mengapa Tidak dari Awal dan Tidak Berdasar Data?
Sumber lain mempertanyakan logika Pemkot dalam memanggil seluruh pejabat
“Kalau tujuannya pembinaan, kenapa tidak dari awal dipanggil semua? Dan kalau soal disiplin, bukankah data pelanggaran ASN sudah lengkap di BKPSDM? Setiap dinas sudah rutin mengirim laporan bulanan, ” tegas salah satu sumber ASN.
Pejabat lainnya menambahkan bahwa alasan absensi “di absen” atau “tanpa keterangan” sering kali tidak akurat karena pejabat bisa saja sedang dinas luar sehingga sistem mencatat sebagai tidak hadir.
“Kalau ingin menilai disiplin ASN, bukankah terlihat dari perolehan TPP masing-masing? Ini alasan mengada-ada. Kalau Pemkot tidak ingin dianggap politis, lakukan sesuai data. Faktanya, pemanggilan ini justru membuat ASN kembali tidak nyaman dan menurunkan semangat kerja, ” ujarnya.
Pemkot Disebut “Sumber Masalah” Turunnya Semangat ASN
Kebijakan pemanggilan berbau politis tersebut disebut membuat ASN kembali takut, saling curiga, dan bekerja sekadarnya. Padahal sebelumnya semangat kerja ASN diakui mulai kondusif pasca pemilu.
“Yang membuat ASN kembali tidak bersemangat justru Pemkot sendiri. Jangan salahkan ASN jika kini gairah kerja menurun, karena pemicu utamanya adalah pemanggilan BKPSDM yang tidak jelas dasar dan tujuannya, ” tutur seorang pejabat internal.
Dengan kritik yang kian meluas, publik kini menunggu sikap resmi Wali Kota dan BKPSDM untuk memberikan penjelasan transparan agar tidak menambah kegaduhan di internal birokrasi Pemkot Sungai Penuh.(*)















































