Surabaya - Perhutani (29/10/2025) | Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, Wawan Triwibowo, menghadiri undangan Badan Gizi Nasional RI sebagai narasumber Focus Group Discussion (FGD) dalam kegiatan bertajuk “Penguatan Tata Kelola Pemenuhan Sumber Pangan untuk Mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari Kawasan Hutan Berbasis Masyarakat)” yang dilaksanakan di Lumajang, Rabu (29/10/2025).
FGD ini bertujuan untuk menyelaraskan persepsi dan kebijakan terkait pengelolaan sumber pangan dari kawasan hutan. Kegiatan juga diikuti dengan kunjungan lapangan guna memvalidasi kondisi aktual di lapangan, mendengarkan langsung aspirasi masyarakat pelaku, serta mengidentifikasi peluang dan kendala teknis yang tidak tampak pada level kebijakan.
Selain itu, kegiatan ini dimaksudkan untuk memetakan potensi dan tantangan spesifik di Kabupaten Lumajang dalam pemanfaatan kawasan hutan berbasis masyarakat sebagai sumber pangan guna mendukung program MBG. FGD juga menjadi wadah untuk menghimpun masukan dan membangun komitmen bersama para pemangku kepentingan, antara lain pemerintah kabupaten, Perhutani, pelaku usaha, dan kelompok tani.
Dalam paparannya, Wawan Triwibowo menyampaikan potensi pengembangan produk pangan dari kawasan hutan. Ia menjelaskan bahwa kawasan hutan memiliki beragam tanaman penghasil nektar seperti randu, mangga, kelengkeng, rambutan, karet, kaliandra, dan gliricidia, yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan lebah madu.
Menurutnya, madu memiliki banyak manfaat, antara lain meningkatkan daya tahan tubuh, menambah energi, serta menjaga kesehatan jantung dan pencernaan. Namun, konsumsi madu di Indonesia masih sangat rendah, hanya sekitar 0, 015 kg per kapita per tahun, jauh di bawah negara lain seperti Jerman (0, 81–0, 95 kg), Kroasia (2, 23 kg), Yunani (2, 49 kg), dan Republik Afrika Tengah (3, 25 kg).
“Melalui program MBG, kami berharap budaya minum madu dapat diperkenalkan dengan cara memberikan madu kemasan sachet minimal sekali seminggu kepada penerima program, ” ujar Wawan.
Lebih lanjut, Wawan menjelaskan bahwa Perhutani mendukung penuh program ketahanan pangan pemerintah dengan mendorong pengembangan produk pangan berbasis hutan. Dukungan tersebut diwujudkan melalui penguatan akses dan sinergi bagi Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), pembentukan dan pemberdayaan kelompok usaha berbadan hukum, peningkatan kompetensi masyarakat, digitalisasi, serta penerapan tata kelola manajerial yang baik.
Untuk meningkatkan produktivitas, Perhutani juga menilai pentingnya pelatihan teknis dan pendampingan bagi petani hutan, termasuk pemberian akses pupuk bersubsidi dan penggunaan bibit unggul.
Selain itu, Wawan menekankan perlunya dukungan modal bagi petani hutan guna mencegah praktik ijon, sekaligus memberikan pemahaman tentang pengolahan produk pascapanen sesuai standar mutu, membangun merek (branding), serta mengembangkan digital marketing agar produk hasil hutan masyarakat memiliki nilai tambah yang lebih tinggi.
FGD ini dihadiri antara lain Sekretaris Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Kementerian PPN/Bappenas, Dinas Kehutanan Kabupaten Lumajang, Bappeda Kabupaten Lumajang, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang, Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Provinsi Jawa Timur dan jajarannya, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Lumajang, Tim Konsultan PT. Amurwa International, KTH se Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang.@Red.



































