Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur — Petani kelapa sawit di Kabupaten Penajam Paser Utara mengeluhkan harga tandan buah segar (TBS) yang terus berfluktuasi dan cenderung menurun dalam beberapa pekan terakhir. Hingga Senin (3/11/2025), harga TBS di tingkat pabrik belum mencapai Rp3.000 per kilogram, sedangkan di tingkat pengepul atau lodingan hanya berkisar Rp2.560 per kilogram.
Menurut salah satu petani, sebut saja Bapak NR, harga TBS telah beberapa kali mengalami penurunan dalam waktu singkat.
“Harga bisa berubah hanya dalam satu atau dua hari, kadang naik, tapi lebih sering turun. Kami bingung karena tidak ada standar harga yang jelas, ” ujarnya.
Ia menambahkan, kondisi ini telah berlangsung cukup lama dan sangat berdampak terhadap perekonomian masyarakat, terutama petani kecil yang menggantungkan hidup dari hasil kebun sawit.
Selain harga yang tidak stabil, para petani juga terbebani oleh tingginya biaya produksi. Harga pupuk KCL kini mencapai Rp400.000–Rp500.000 per karung, sementara herbisida untuk rumput dijual antara Rp60.000–Rp70.000 per liter.
“Biaya perawatan naik, sementara harga jual terus turun. Kami benar-benar kesulitan, ” keluh NR.
Para petani berharap pemerintah daerah, melalui dinas terkait, segera turun tangan untuk menetapkan standar harga TBS kelapa sawit yang lebih stabil dan adil. Mereka menilai, kebijakan tersebut penting mengingat kelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan Penajam Paser Utara.
“Dengan adanya harga yang stabil, kami bisa hidup lebih layak dan sejahtera, ” harap NR mewakili para petani setempat.
(red-jni)















































