PUNCAK - Di jantung pedalaman Papua, tepatnya di Distrik Dangbet, Kabupaten Puncak, sebuah kisah inspiratif terentang dari tangan-tangan prajurit berseragam loreng. Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI–PNG Yonif 732/Banau Pos Dangbet tidak hanya hadir menjaga keamanan, tetapi juga menjelma menjadi pilar pendidikan bagi anak-anak Kampung Dangbet yang haus ilmu. Dengan hati yang tulus, para prajurit ini mendedikasikan diri menjadi pendidik, membimbing generasi muda Papua menggapai cita-cita melalui kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.
Dipimpin oleh Sertu Yusran, kegiatan belajar-mengajar yang penuh kehangatan ini terlaksana pada Sabtu, (8/11/2025). Raut wajah ceria anak-anak Papua terpancar jelas saat mereka antusias menyimak setiap pelajaran yang disampaikan para prajurit. Di wilayah yang serba terbatas ini, baik dari sisi tenaga pengajar maupun sarana belajar, kehadiran Satgas bagaikan oase yang menyegarkan kembali semangat belajar generasi penerus.

“Kami yakin bahwa perbatasan yang kuat tidak hanya dibangun dengan senjata, tetapi juga dengan kecerdasan dan ilmu pengetahuan, ” ujar Danpos Dangbet, Kapten Inf Henry, saat ditemui usai kegiatan.
“Kegiatan mengajar ini adalah bentuk bakti dan kepedulian kami kepada penerus bangsa. Meski dengan sarana terbatas, semangat belajar anak-anak di sini sungguh luar biasa dan menjadi penyemangat kami untuk terus hadir, ” tambahnya.
Lebih dari sekadar mentransfer ilmu, Kapten Henry menjelaskan bahwa inisiatif ini juga bertujuan menanamkan nilai-nilai luhur nasionalisme dan kecintaan pada tanah air sejak usia dini. Bagi Mama Diny, salah seorang tokoh masyarakat Kampung Dangbet, perhatian mendalam dari Satgas Yonif 732/Banau terhadap pendidikan di kampungnya membawa haru yang mendalam.

“Kami sangat senang dan berterima kasih kepada bapak-bapak TNI dari Pos Dangbet. Mereka bukan hanya menjaga keamanan, tapi juga mau jadi guru untuk anak-anak kami. Kehadiran mereka membawa semangat baru dan harapan bagi masa depan anak-anak di sini, ” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Keberadaan prajurit Satgas di Kampung Dangbet tidak hanya menciptakan rasa aman, tetapi juga menyalakan kembali api mimpi anak-anak Papua untuk menatap masa depan dengan optimisme. Dari tangan-tangan yang terbiasa memegang senjata, kini lahir pena dan buku, menjadi simbol perjuangan baru: perjuangan mencerdaskan kehidupan bangsa di garda terdepan negeri. (jurnalis.id)















































