TOKOH - Prof. Dr. dr. Achmad Chusnu Romdhoni, Sp.T.H.T.B.K.L., Subsp.Onk. (K), FICS, kini resmi mengemban amanah sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) untuk periode 2025-2030. Penunjukan ini menandai babak baru dalam perjalanan karier beliau yang senantiasa berkembang di lingkungan Unair, sekaligus menjadi bukti nyata kiprahnya sebagai salah satu kader Persyarikatan.
Perjalanan Prof. Romdhoni tidak terlepas dari akar pendidikannya. Ia mengenang masa kecilnya di SD Muhammadiyah 4 Pucang (SD Mudipat) Surabaya dengan penuh haru. Lulus pada tahun 1988, ia merasakan betapa berkesannya pendidikan yang ia terima di sana.
“Saya lulus dari SD Mudipat pada tahun 1988. Selama bersekolah di sana, saya mendapat pendidikan yang sangat berkesan. Perhatian dan pendidikan yang diberikan para guru benar-benar tulus, ” kenangnya saat dihubungi Media pada Sabtu (13/9/2025).
Baginya, para guru di SD Mudipat tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan pondasi akidah yang kokoh untuk masa depan murid-muridnya. Dedikasi dan doa tulus dari para pendidiknya serta orang tua menjadi pilar kesuksesan yang ia rasakan hingga kini.
“Dedikasi dan doa dari para guru serta orang tua saat itu menjadi kunci kesuksesan saya hingga sekarang, ” ungkapnya.
Perjalanan karier Prof. Romdhoni di Unair dimulai setelah ia berhasil lolos sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada tahun 2008. Awalnya, ia mengajar ilmu dasar THT (telinga, hidung, tenggorokan). Kini, beliau mendalami bidang onkologi klinis THT-KL (telinga, hidung, tenggorokan, bedah kepala dan leher).
Kepercayaan yang diberikan kepadanya sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana Unair ini disambut dengan bangga oleh Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang, Surabaya (Mudipat), Edy Susanto, M.Pd. Ia melihat Prof. Romdhoni sebagai sosok alumni yang cerdas, tekun, ramah, dan pekerja keras.
“Beliau alumnus Mudipat yang cerdas, tekun, ramah, dan pekerja keras sehingga mampu mewujudkan cita-citanya, ” tuturnya.
Yang paling membanggakan bagi Edy adalah sikap Prof. Romdhoni yang tetap rendah hati dan penuh hormat kepada para gurunya, meskipun telah mencapai jenjang profesor. Ia tak pernah melupakan jasa-jasa para pendidiknya.
“Beliau tidak pernah melupakan para gurunya. Itu yang membuat kami bangga, ” tegasnya. (PERS)