YAHUKIMO - Peristiwa tragis kembali mengguncang Tanah Papua. Sebuah aksi biadab dilakukan kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kabupaten Yahukimo. Seorang warga asli Papua yang tidak berdaya dieksekusi mati oleh kelompok ini, hanya karena alasan sepele: tidak memberikan jatah bahan makanan dan uang yang diminta.
Eksekusi kejam itu dilakukan oleh Mayor Kopitua Heluka, salah satu komandan lapangan OPM yang bermarkas di Kinbule, bersama pasukan dari Batalion Kanibal. Tanpa rasa kemanusiaan, mereka menghabisi nyawa sesama orang Papua sendiri sebuah ironi yang menampar klaim perjuangan OPM selama ini.
Dalam pernyataan yang beredar pada Senin (8/9/2025), Kopitua Heluka bahkan dengan terang-terangan mengakui aksinya.
“Eksekusi mati terhadap satu orang Papua karena kami tidak diberikan jatah bama dan uang, ” kata Heluka singkat, seolah nyawa manusia dapat ditukar dengan logistik.
Gelombang Kecaman dari Masyarakat
Aksi tak berperikemanusiaan ini memicu kemarahan dan duka mendalam di tengah masyarakat Yahukimo. Yulianus Wetipo, tokoh masyarakat setempat, menilai tindakan itu membuktikan bahwa OPM telah jauh menyimpang dari tujuan perjuangan yang mereka gaungkan.
“Bagaimana bisa disebut pejuang kalau yang menjadi korban adalah orang asli Papua sendiri? Ini sudah jelas-jelas perampasan hak hidup, hanya karena persoalan logistik. Kelompok itu sudah tidak punya moral perjuangan, ” tegasnya dengan suara bergetar menahan emosi.
Kecaman juga datang dari kalangan rohaniawan. Pendeta Markus Haluk dari Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) di Yahukimo menilai tindakan ini hanya memperpanjang penderitaan masyarakat.
“Kami mengutuk keras tindakan yang dilakukan Mayor Kopitua Heluka. Gereja melihat bahwa kekerasan semacam ini hanya menambah luka orang Papua. Kami menyerukan agar masyarakat tidak lagi mendukung atau memberi ruang kepada OPM yang nyata-nyata merugikan sesama, ” ujarnya.
Harapan Warga kepada Aparat
Masyarakat kini mendesak aparat keamanan untuk segera bertindak tegas. Mereka khawatir aksi serupa akan kembali terulang jika kelompok bersenjata itu terus dibiarkan. Kehadiran aparat di wilayah Yahukimo dipandang sangat mendesak, bukan hanya untuk menjaga stabilitas, tetapi juga untuk melindungi nyawa rakyat Papua dari ancaman kelompok yang mengatasnamakan perjuangan.
OPM, Ancaman Nyata Bagi Rakyat Papua
Kejadian di Yahukimo ini sekali lagi menegaskan bahwa keberadaan OPM bukan hanya mengganggu stabilitas keamanan negara, tetapi juga menjadi ancaman nyata bagi masyarakat Papua sendiri. Mereka yang mengaku memperjuangkan rakyat justru tega mencabut nyawa sesama hanya karena tidak diberi uang dan makanan.
Dukungan masyarakat terhadap pemerintah dan aparat keamanan pun semakin menguat. Hanya dengan sinergi rakyat dan aparat, Papua yang damai, aman, dan sejahtera dapat diwujudkan.
(APK/ Wartamiliter.com )