Safari Honai Satgas Yonif 700/WYC di Wuloni: Ketika Loreng Menjadi Pelukan di Tengah Duka

22 hours ago 2

Ilaga, Puncak - Kesunyian Kampung Wuloni, Distrik Ilaga, pada Selasa (16/9/2025), pecah oleh tangis pilu. Keluarga bapak Otope Waker harus merelakan kepergian buah hati mereka yang baru berusia lima bulan karena sakit. Di tengah suasana duka itu, hadir sosok-sosok berseragam loreng, bukan untuk berpatroli atau berjaga dengan senjata, melainkan untuk menundukkan hati dan ikut merasakan kesedihan warga.

Mereka adalah prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti (WYC) dari Pos Wuloni, yang melaksanakan Safari Honai, sebuah tradisi kunjungan penuh makna ke rumah masyarakat, khususnya saat duka menyelimuti. Kehadiran para prajurit menjadi pengingat bahwa loreng TNI bukan hanya simbol kekuatan, tetapi juga kasih dan kepedulian.

Kehadiran yang Menyejukkan

Dipimpin oleh Letda Inf Arya, para prajurit datang ke rumah duka dengan hati tulus. Tidak ada perintah militer, tidak ada protokol keamanan, hanya sapaan hangat dan ungkapan belasungkawa yang menembus hati keluarga.

“Kami ikut berduka atas kepergian putra bapak Otope Waker. Kehadiran kami bukan hanya untuk menjaga keamanan, tetapi juga untuk merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan, ” ucap Letda Inf Arya dengan suara penuh empati.

Kata-kata itu menjadi penguat bagi keluarga, sekaligus simbol kehadiran negara di tengah duka masyarakat.

Duka Rakyat, Duka Prajurit

Bagi prajurit yang bertugas di Papua, hubungan dengan warga bukan sekadar hubungan formal aparat dan masyarakat, tetapi sudah melebur menjadi keluarga. Itulah yang ditegaskan Danpos Wuloni, Lettu Inf I Made Mertiana, yang hadir mendampingi warganya di saat kehilangan.

“Duka masyarakat adalah duka kami juga. Kami berharap dengan kebersamaan ini, keluarga yang ditinggalkan merasa tidak sendiri. TNI akan selalu ada, tidak hanya saat suka, tetapi juga saat duka, ” ungkapnya.

Ucapan ini bukanlah basa-basi. Kehadiran mereka di rumah duka, ikut mendengar tangisan, dan memberi semangat, membuktikan bahwa pengabdian TNI di Papua melampaui sekat tugas militer.

Loreng yang Membawa Kasih

Safari Honai menjadi bukti nyata bagaimana TNI memaknai kebersamaan dengan rakyat. Di balik loreng yang sering diidentikkan dengan disiplin dan ketegasan, tersimpan kehangatan dan rasa kemanusiaan.

Di Wuloni, loreng itu menjelma selimut kasih. Pelukan sederhana, genggaman tangan, hingga tatapan penuh ketulusan menjadi penghiburan bagi keluarga yang sedang berduka. Masyarakat merasakan bahwa mereka tidak sendirian menghadapi cobaan berat ini.

Pesan Kemanusiaan dari Papua

Apa yang dilakukan Satgas Yonif 700/WYC di Wuloni menyampaikan pesan penting: kehadiran TNI di Papua bukan semata untuk menjaga keamanan, melainkan juga untuk hadir dalam denyut kehidupan sehari-hari masyarakat dari suka hingga duka.

Dari balik tangis dan doa, terselip keyakinan bahwa loreng TNI akan selalu menjadi bagian dari kehidupan warga Papua, tidak hanya sebagai pelindung, tetapi juga sebagai sahabat dan keluarga.

Penutup

Duka keluarga Otope Waker memang meninggalkan luka yang mendalam. Namun di tengah kesedihan itu, lahir juga kehangatan dan kebersamaan. Safari Honai yang dilakukan Satgas Yonif 700/WYC di Wuloni bukan hanya sekadar kegiatan, tetapi pesan abadi:

“TNI dan rakyat adalah satu, saling menguatkan dalam suka maupun duka.”

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Karya | Politics | | |