PAPUA - Di tengah sejuknya udara Pegunungan Puncak yang berselimut kabut, suasana hangat terpancar dari satu kampung kecil bernama Wako, Distrik Gome. Bukan karena perayaan besar, melainkan karena sentuhan tulus dari para prajurit Satgas Yonif 700 yang datang bukan hanya membawa bingkisan, tetapi juga membawa harapan dan empati.
Jumat, 11 April 2025, menjadi momen yang tak terlupakan bagi warga Kampung Wako. Dipimpin oleh Letda Inf Herman, para prajurit datang dalam kegiatan anjangsana sebagai wujud nyata TNI hadir bukan hanya untuk menjaga kedaulatan, tetapi juga untuk menyentuh hati dan menguatkan ikatan persaudaraan.
Kedatangan mereka disambut dengan senyum penuh rasa syukur dari warga. Dalam pertemuan sederhana itu, tercipta ruang dialog hangat tentang keseharian penuh tantangan mulai dari sulitnya akses air bersih, layanan kesehatan yang terbatas, hingga kerinduan akan pendidikan yang layak untuk anak-anak. Di balik balutan seragam loreng, para prajurit menjadi pendengar yang setia, menunjukkan bahwa kepedulian adalah senjata paling mulia yang mereka miliki.
Bukan hanya mendengar, mereka pun membawa pakaian layak pakai, yang diharapkan mampu memberikan kehangatan di tengah dinginnya malam pegunungan. Bagi warga Wako, bantuan itu bukan sekadar materi melainkan lambang bahwa mereka tidak sendiri, dan negara hadir di tengah-tengah mereka.
Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, pun memberikan apresiasi tinggi atas langkah humanis ini.
“Saya sangat bangga melihat ketulusan para prajurit di lapangan. Inilah wajah sejati TNI mengayomi, melindungi, dan memberi harapan. Kehadiran kita harus nyata dirasakan masyarakat, ” tegasnya.
Kisah dari Kampung Wako ini adalah potret kecil dari kemanunggalan TNI dan rakyat yang terus tumbuh kuat di tanah Papua. Karena sesungguhnya, tugas menjaga negeri bukan hanya soal keamanan, tetapi juga tentang menumbuhkan cinta, membangun kepercayaan, dan menyatukan hati.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono