Satgas Yonif 732/Banau Bangun Jembatan Harapan di Puluk: Wujud Nyata Kemanunggalan TNI dan Rakyat di Puncak Papua

8 hours ago 2

PUNCAK - Di tengah lanskap pegunungan yang sunyi dan terjal di Kabupaten Puncak, semangat gotong royong antara prajurit TNI dan warga menggema kuat. Minggu (2/11/2025), personel Pos Dangbet Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 732/Banau melaksanakan karya bakti membangun jembatan gantung di Kampung Puluk, sebuah aksi nyata yang melampaui sekadar pembangunan fisik melainkan menjembatani harapan dan persaudaraan.

Kegiatan yang dipimpin Letda Inf Hadi ini berawal dari keluhan masyarakat setempat mengenai kondisi jembatan lama yang rusak dan berbahaya. Jalur itu merupakan satu-satunya akses penting yang digunakan anak-anak untuk menuju sekolah dan warga untuk mengangkut hasil kebun menuju pasar.

Di bawah terik matahari pegunungan Papua, prajurit TNI dan warga Kampung Puluk bekerja bahu-membahu. Mereka memotong kayu, merakit tali baja, dan menyusun papan jembatan dengan penuh semangat kebersamaan. Dalam proses itu, tak ada jarak antara seragam loreng dan pakaian adat semua berpadu dalam semangat satu tujuan: menghadirkan kemudahan bagi sesama.

“Kegiatan karya bakti ini adalah bukti nyata kepedulian Satgas terhadap kesulitan masyarakat di wilayah perbatasan, ” ujar Kapten Inf Henry, Danpos Dangbet. Senin (3/11/2025).

“Kami ingin kehadiran TNI bisa dirasakan langsung manfaatnya. Jembatan ini tidak hanya mempermudah mobilitas warga, tetapi juga menjadi simbol kuatnya jalinan silaturahmi dan kemanunggalan antara TNI dan rakyat. Kami satu keluarga besar di tanah Papua ini, ” tegasnya.

Suasana haru pun menyelimuti warga Kampung Puluk. Bapak Markus, tokoh masyarakat yang turut membantu pembangunan, tak mampu menyembunyikan rasa syukurnya.

“Selama ini kami sangat kesulitan menyeberang, apalagi saat hujan. Banyak anak-anak yang takut ke sekolah karena sungainya deras, ” tutur Markus.

“Sekarang dengan adanya jembatan baru ini, kami bisa lebih aman, anak-anak bisa belajar tanpa takut, dan hasil kebun kami bisa dijual ke pasar dengan mudah. Kami sangat berterima kasih kepada bapak-bapak TNI yang sudah bantu kami dengan hati, ” ucapnya dengan mata berbinar.

Kini, jembatan gantung yang berdiri kokoh di Kampung Puluk bukan hanya penghubung dua tepi sungai, tetapi juga jembatan kepercayaan dan kasih antara TNI dan masyarakat Papua.

Keberhasilan karya bakti di Puncak ini mendapat perhatian langsung dari Panglima Komando Operasi Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, yang menegaskan bahwa setiap langkah sosial prajurit merupakan bagian integral dari strategi “TNI Hadir untuk Rakyat Papua.”

“Setiap karya bakti, sekecil apapun, adalah wujud nyata strategi TNI Hadir untuk rakyat Papua, ” ungkap Mayjen TNI Lucky Avianto.

“Pembangunan jembatan di Kampung Puluk ini bukan sekadar sarana fisik, tetapi jembatan hati yang mempererat persatuan dan kemanunggalan TNI-Rakyat. Keamanan sejati tumbuh dari kesejahteraan dan kepercayaan rakyat, ” lanjutnya.

“Ketika rakyat merasa terlindungi dan terbantu, di situlah fondasi NKRI di Tanah Papua menjadi semakin kokoh dan tak tergoyahkan, ” tegasnya.

Karya bakti sederhana di lereng Puncak itu menjadi simbol kuat bahwa pembangunan Papua tidak hanya memerlukan tenaga dan bahan, tetapi juga hati dan keikhlasan. Di atas jembatan Puluk, tersambunglah bukan hanya langkah kaki, tetapi juga harapan akan masa depan Papua yang damai, sejahtera, dan penuh persaudaraan.

(Lettu Inf Sus/AG)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |