NDUGA - Di tengah sejuknya udara pegunungan dan semangat kebersamaan yang hangat, prajurit Satgas Yonif 733/Masariku bersama masyarakat Distrik Kenyam terus melanjutkan pembangunan Patung Yesus yang digadang menjadi ikon baru dan simbol kedamaian di Kabupaten Nduga.
Kegiatan yang berlangsung pada Senin, (3/11/2025) ini menjadi wujud nyata kemanunggalan TNI dan rakyat dalam membangun Papua dengan hati.
Sejak pagi, suara palu dan cangkul terdengar bersahutan di lokasi pembangunan. Prajurit dan warga bahu-membahu melakukan pengecoran tahap akhir dan penataan lingkungan di sekitar area patung.
Meski di tengah keterbatasan, semangat gotong royong tidak pernah padam.
Dansatgas Letkol Inf Julius Jongen Matakena menyebut bahwa pembangunan Patung Yesus bukan sekadar proyek fisik, tetapi manifestasi kasih, iman, dan persaudaraan antarumat.
“Kami ingin TNI bukan hanya hadir untuk menjaga keamanan, tetapi juga meninggalkan warisan kebaikan bagi masyarakat. Patung ini menjadi simbol kebersamaan yang lahir dari kerja hati dan semangat melayani, ” ujar Letkol Julius di sela kegiatan.
Ia menegaskan, melalui karya seperti ini, Satgas berharap bisa memperkuat ikatan sosial dan spiritual di antara warga Nduga, yang selama ini dikenal memiliki kehidupan beragama yang kuat dan penuh solidaritas.
Kehadiran Satgas Yonif 733/Masariku mendapat apresiasi tinggi dari masyarakat Kenyam. Pendeta Yonas Wanimbo, tokoh gereja setempat, menilai pembangunan Patung Yesus ini menjadi simbol persaudaraan dan harapan baru bagi warga Nduga.
“Selama ini, masyarakat kami haus akan kedamaian dan kebersamaan. TNI datang bukan hanya membawa senjata, tapi juga membawa kasih. Pembangunan patung ini membuktikan bahwa mereka ikut menanam kebaikan di tanah kami, ” tutur Pendeta Yonas dengan mata berbinar.
Hal senada disampaikan oleh mama Meli Tabuni, salah satu warga Kampung Kenyam yang ikut membantu menyiapkan bahan bangunan.
“Anak-anak kami senang lihat bapak-bapak TNI kerja sama-sama warga. Kami rasa aman dan bahagia. Ini patung bukan cuma untuk gereja, tapi untuk semua orang di Nduga, ” ujarnya penuh haru.
Satgas Yonif 733/Masariku telah dikenal luas karena pendekatan humanisnya dalam bertugas di Papua. Selain membantu pembangunan rumah ibadah, mereka juga aktif mengajar anak-anak di sekolah, membuka layanan kesehatan gratis, dan mendukung program ketahanan pangan masyarakat.
“TNI hadir untuk melayani, bukan menakuti. Kami ingin ketika tugas ini selesai, masyarakat tetap merasakan manfaat dan kenangan baik dari kehadiran kami, ” tegas Letkol Julius menutup pernyataannya.
Pembangunan Patung Yesus di Kenyam bukan sekadar proyek konstruksi, melainkan simbol kebangkitan rohani dan sosial bagi masyarakat Nduga. Ketika patung itu berdiri kokoh nantinya, ia akan menjadi saksi bisu bahwa kedamaian, kasih, dan persaudaraan bisa tumbuh dari gotong royong antara rakyat dan prajurit.
(Lettu Sus/AG)















































