Sebby Sambom Akui Penyerangan Warga Sipil oleh OPM, Ucapan Soal Pendatang Picu Kecaman

1 day ago 6

PAPUA - Pernyataan kontroversial kembali dilontarkan Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB–OPM), Sebby Sambom. Melalui rekaman audio yang beredar di media sosial dan grup pesan singkat, Sebby secara terbuka membenarkan aksi penyerangan terhadap warga sipil yang dilakukan oleh kelompok bersenjata OPM Kodap XI Odiyai Dogiyai.

Dalam pernyataan itu, Sebby menyebut serangan tersebut sebagai bagian dari strategi mereka untuk menekan keberadaan warga pendatang di Papua. Bahkan, ia melontarkan kalimat yang memicu polemik: “Pendatang tidak cocok hidup di tanah Papua.”

Pernyataan ini langsung menuai gelombang kritik dari berbagai kalangan, mulai dari tokoh adat, pemuka agama, hingga masyarakat setempat. Mereka menilai ucapan tersebut bukan hanya memecah belah, tetapi juga berpotensi memperkeruh situasi keamanan di wilayah yang selama ini diwarnai konflik.

Tokoh adat Dogiyai, Yafet Mote, menegaskan bahwa Papua adalah tanah yang kaya akan keberagaman budaya dan etnis.

“Pendatang dan masyarakat asli Papua sudah hidup berdampingan selama puluhan tahun. Tidak seharusnya perbedaan asal-usul dijadikan alasan untuk mengusir atau melakukan kekerasan, ” ujarnya, Rabu (13/8/2025).

Nada serupa disampaikan tokoh agama Katolik di Dogiyai, Pastor Benediktus Tebai, yang menilai pernyataan Sebby cenderung mengobarkan sentimen rasial.

“Menggunakan kekerasan dan memisahkan orang berdasarkan asal usul adalah pelanggaran terhadap nilai kemanusiaan. Semua orang, tanpa memandang asal, berhak hidup damai di tanah ini, ” tegasnya.

Sementara itu, salah satu warga yang menjadi korban penyerangan, dan meminta identitasnya dirahasiakan, menceritakan pengalaman traumatis yang dialaminya.

“Kami diserang ketika sedang bekerja di kebun. Tidak ada peringatan. Saya hanya bisa lari menyelamatkan diri bersama anak-anak, ” ungkapnya dengan suara gemetar.

Serangan tersebut menggunakan busur dan anak panah, menyebabkan beberapa warga mengalami luka dan harus mendapatkan perawatan medis di fasilitas kesehatan setempat. Aparat keamanan masih melakukan patroli dan pengamanan di wilayah tersebut untuk mencegah serangan susulan.

Pernyataan Sebby Sambom ini menambah daftar panjang kontroversi yang melibatkan tokoh OPM tersebut. Sejumlah pihak kembali menyerukan agar pemimpin gerakan bersenjata di Papua mengedepankan dialog dan jalur damai, bukan retorika yang memicu kebencian dan kekerasan.

Situasi di Dogiyai kini menjadi perhatian serius pemerintah dan aparat keamanan. Upaya untuk menenangkan situasi dan menjaga kerukunan antarwarga terus digalakkan, mengingat stabilitas sosial Papua sangat bergantung pada kerja sama semua pihak baik warga asli maupun pendatang untuk hidup berdampingan secara damai.

(Apk/Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |