Lombok Utara NTB— Dalam semangat memperingati Hari Kartini sekaligus HUT ke-45 Yayasan Kemala Bhayangkari, Bhayangkari Cabang Lombok Utara menghadirkan sebuah gebrakan literasi melalui kegiatan bedah buku karya Ketua Bhayangkari Cabang, Ny. Heny Fitriani, S.E., M.M., M.H., CTL, CPHCM, CPHRM. Acara digelar penuh antusiasme di Aula Perpustakaan Daerah Kabupaten Lombok Utara, Senin (21/4/2025).
Tak tanggung-tanggung, sebanyak 12 buku dibedah dalam forum ilmiah tersebut. Beberapa judul yang disorot di antaranya "Manajemen Akuntansi UMKM", "Manajemen Digital", "Pengantar Ilmu Ekonomi", dan "Pengantar Ilmu Bisnis"—semua merupakan karya kolaboratif Heny bersama tim penulis aktif sejak 2018.
“Bedah buku ini adalah gerakan literasi jemput bola. Kami tidak menunggu masyarakat datang ke perpustakaan, tapi kami yang membawa buku ke tengah masyarakat, ” ujar Heny dalam sambutannya yang memicu semangat peserta.
Data dari Dinas Perpustakaan KLU mengungkapkan bahwa minat baca aktif di Lombok Utara baru menyentuh angka 3 persen. Melihat kondisi tersebut, Bhayangkari Lombok Utara mengambil langkah nyata untuk menguatkan budaya literasi, utamanya di kalangan generasi muda dan perempuan.
Momen Hari Kartini pun menjadi refleksi penting dalam sambutan Heny. Ia mengingatkan peran strategis perempuan sebagai agen perubahan dalam budaya membaca.
“Kartini sudah menulis lebih dari seratus tahun lalu. Sekarang giliran kita meneruskan perjuangan itu. Seorang ibu yang rajin membaca akan mencetak anak-anak yang mencintai buku, ” tegas Heny yang juga aktif sebagai akademisi dan praktisi manajemen.
Tak hanya berhenti sebagai kegiatan seremonial, Bhayangkari Cabang Lombok Utara juga menggagas program pembangunan pos baca sederhana di desa-desa, yang akan bersinergi dengan Bhabinkamtibmas dan pos polisi sebagai mitra lapangan.
Dalam sesi berbagi inspirasi, Heny bercerita bahwa perjalanan kepenulisannya bermula dari skripsi sederhana yang awalnya hanya dibaca dosen. Kini, karyanya menjadi referensi ilmiah dan sumber pembelajaran di berbagai kalangan.
“Buku adalah warisan ilmu. Jika suatu hari saya tiada, saya ingin meninggalkan jejak pengetahuan yang abadi untuk generasi selanjutnya, ” ucapnya haru, disambut tepuk tangan hadirin.
Acara ini menjadi lebih dari sekadar bedah buku—ia menjelma menjadi gerakan kolektif menyalakan api literasi di Lombok Utara, menyambut Indonesia Emas 2045 dengan fondasi ilmu pengetahuan yang kokoh dan inklusif.(Adb)