Senandung Qur'an di Ujung Timur: Ketika Prajurit Marinir Menjadi Guru Mengaji Anak-Anak Yahukimo

11 hours ago 4

YAHUKIMO - Kala senja turun perlahan di Distrik Dekai, lantunan ayat-ayat suci menggema lembut dari balik halaman yang disulap jadi ruang belajar sederhana. Di sanalah, para Prajurit Marinir dari Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 1 membuka lembaran cahaya untuk anak-anak Muslim Yahukimo, mengajarkan Al-Qur’an dengan cinta dan kesabaran.

Tak ada podium megah atau ruang kelas permanen. Hanya kerinduan akan ilmu dan kasih tulus dari para penjaga batas negeri. Kamis (1/5/2025), selepas Magrib, anak-anak berlarian ke tempat belajar sambil membawa mushaf lusuh dan semangat membara. Di hadapan mereka berdiri para marinir, bukan dengan senjata, tapi dengan kitab suci di tangan dan senyum di wajah.

“Kami percaya, menjaga perbatasan bukan hanya soal fisik, tapi juga spiritual. Anak-anak ini adalah masa depan. Mengajarkan Al-Qur’an adalah cara kami menanamkan nilai-nilai luhur yang akan terus hidup, ” ungkap Letkol Marinir Siswanto, Dansatgas Yonif 1 Marinir.

Bukan sekadar pengajaran, ini adalah pengabdian. Para prajurit dengan telaten membimbing bacaan, memperbaiki tajwid, hingga mengajarkan tata cara sholat dengan pendekatan kekeluargaan. Mereka menjelma menjadi guru, sahabat, dan panutan bagi generasi muda yang haus akan ilmu agama, namun minim akses.

Masyarakat menyambut kegiatan ini dengan penuh haru dan syukur. Di mata mereka, TNI bukan hanya penjaga teritori, tetapi juga penjaga akhlak dan harapan.

Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menyampaikan rasa bangganya atas dedikasi tersebut. “Inilah wajah TNI yang sesungguhnya: kuat, lembut, dan peduli. Mengajarkan Al-Qur’an adalah bentuk tertinggi dari pengabdian spiritual. Saya sangat mengapresiasi para prajurit yang hadir dengan cinta dan membawa cahaya di tengah keterbatasan, ” tuturnya penuh bangga.

Di balik seragam loreng dan kedisiplinan militer, tersimpan kelembutan hati yang mampu menyentuh relung terdalam. Dari Yahukimo, cahaya Al-Qur’an mengalir bersama prajurit yang memilih untuk tak hanya menjaga perbatasan, tetapi juga memeluk harapan.

Authentication: 

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Karya | Politics | | |