Sentuhan Hati di Garis Batas: Satgas Yonif 732/Banau dan Warga Dangbet Bersihkan Rumah Tuhan dalam Pelukan Gotong Royong

4 hours ago 1

PAPUA - Di tengah sejuknya udara perbatasan, sebuah pemandangan mengharukan tercipta di Kampung Dangbet. Bukan suara langkah patroli yang dominan, melainkan riuh rendah semangat kebersamaan. Pada Sabtu (18/10/2025), personel Pos Dangbet Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 732/Banau bahu-membahu bersama masyarakat setempat melaksanakan karya bakti membersihkan lingkungan Gereja.

Dipimpin oleh Lettu Inf Simbolon, para prajurit yang berseragam loreng itu berdiri sejajar dengan warga, memegang sapu, parang, dan cangkul. Mereka membersihkan halaman, merapikan semak belukar, dan mengangkut sampah di sekitar rumah ibadah yang menjadi pusat spiritual masyarakat. Tindakan sederhana ini mengandung makna yang jauh lebih dalam dari sekadar kebersihan; ini adalah penanaman benih persaudaraan.

Danpos Dangbet, Kapten Inf Henry, dengan nada tulus menyampaikan filosofi di balik kegiatan ini.

“Kami tidak hanya hadir untuk menjaga perbatasan, tetapi juga ingin menjadi bagian dari masyarakat, merasakan denyut nadi kehidupan mereka. Melalui karya bakti seperti ini, kami ingin menumbuhkan semangat gotong royong dan mempererat hubungan emosional antara personel Satgas dan warga Dangbet, ” ujar Kapten Henry.

Penyertaan gereja dalam kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari Pastur Gereja GKI Dangbet, Pater Lucas. Ia mengatakan, “Kami sangat berterima kasih kepada prajurit Satgas Yonif 732/Banau yang telah ikut membersihkan gereja kami. Kegiatan ini menunjukkan bahwa TNI bukan hanya penjaga keamanan, tetapi juga teman sejati yang turut serta dalam kehidupan masyarakat. Ini adalah wujud nyata semangat persaudaraan dan kasih yang tidak terpisahkan antara TNI dan masyarakat.”

Di tengah keterbatasan dan jarak yang memisahkan, kehadiran para prajurit ini seolah menjadi oase yang menyejukkan hati. Warga merasakan betul ketulusan di balik seragam loreng yang selama ini mereka lihat sebagai penjaga kedaulatan. Ketika para prajurit mau menanggalkan sejenak tugas utama mereka dan ikut berpeluh membersihkan rumah Tuhan, sekat-sekat pun runtuh.

Aksi kemanunggalan yang menyentuh ini mendapat apresiasi dan penekanan kuat dari pimpinan operasi.

Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menegaskan bahwa inilah esensi dari Operasi Habema (Harus Berhasil Maksimal).

"Setiap karya bakti, setiap sapaan hangat, dan setiap tindakan gotong royong di perbatasan adalah manifestasi dari jati diri TNI sebagai Tentara Rakyat. Tugas kami di Papua tidak hanya tentang menjaga teritori, tetapi tentang memenangkan hati dan pikiran rakyat, " ujar Mayjen TNI Lucky Avianto.

"Di Kampung Dangbet, gereja yang bersih itu bukan hanya simbol keimanan, tetapi juga cerminan keharmonisan antara masyarakat dan Satgas. Saya tegaskan, TNI harus terus menjadi pelopor kebaikan, menjadi tangan yang membantu, dan bahu yang menyokong kesulitan masyarakat. Kesejahteraan dan kedamaian di perbatasan hanya akan tercapai melalui sinergi yang tulus dan tanpa jarak, " tutupnya, memberikan pesan mendalam bahwa kekuatan militer yang sesungguhnya terletak pada cinta dan kepercayaan rakyat.

Karya bakti itu usai. Lingkungan gereja tampak lebih bersih dan rapi. Namun, yang jauh lebih bersih dan kokoh adalah ikatan persaudaraan yang terjalin antara prajurit Satgas Yonif 732/Banau dan masyarakat Dangbet, sebuah bukti nyata bahwa di perbatasan, TNI adalah keluarga, dan gotong royong adalah bahasa hati yang universal.

(*/Red)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |