PAPUA - Di tengah kesunyian pedalaman Papua, suara kepedulian menggema lebih kuat daripada senjata. Di Pos Pintu Jawa, prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti kembali menunjukkan komitmen mereka dalam misi kemanusiaan, memberikan pelayanan kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh warga setempat. Minggu 1 Juni 2025.
Hari itu, Mama Anggumera, seorang ibu yang sudah dua hari terbaring dengan demam tinggi, berjalan tertatih menuju Pos. Tak jauh dari sana, Anes, seorang anak kecil dengan luka sayatan parang di tubuh mungilnya akibat kecelakaan di kebun, juga tiba dengan tangisan kesakitan. Kedua warga Kampung Pintu Jawa ini disambut hangat oleh tim kesehatan Satgas, yang segera bertindak sigap dengan perhatian penuh kasih.
"Saya senang datang ke pos karena cepat sekali ditangani, dan obat yang diberikan sangat membantu, membuat saya lebih baik, " ujar Mama Anggumera, dengan senyum tipis mulai menghiasi wajahnya yang sebelumnya pucat. Keluarga Anes pun merasakan kebahagiaan serupa, saat luka anak mereka yang semula mengkhawatirkan, kini telah bersih dan terawat dengan penuh perhatian.
Komandan Pos Pintu Jawa, Letda Inf Risal, menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan kepada masyarakat merupakan bagian dari misi kemanusiaan yang tak terpisahkan dari tugas Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti. "Kami di sini untuk melayani, membantu masyarakat, dan memastikan mereka mendapatkan hak dasar seperti kesehatan, " ujar Letda Risal. Bagi para prajurit, setiap luka yang diobati dan setiap demam yang reda, adalah bukti nyata keberhasilan misi kemanusiaan mereka.
Panglima Komando Gabungan Operasi Pengamanan Daerah Rawan (Pangkoops Habema), Mayjen TNI Lucky Avianto, turut memberikan apresiasi terhadap dedikasi para prajurit Yonif 700/WYC. "Apa yang dilakukan Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti di Pos Pintu Jawa adalah contoh nyata dari kemanunggalan TNI dengan rakyat. Mereka hadir tidak hanya sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai penolong dan bagian dari keluarga masyarakat, " tegas Mayjen Lucky.
Mayjen Lucky menambahkan, "Esensi keberadaan TNI di Papua bukan hanya sebagai kekuatan militer, tetapi juga kekuatan kemanusiaan. Kami berharap, melalui sentuhan kasih seperti ini, hubungan batin antara prajurit dan masyarakat semakin erat, menjadi fondasi kuat bagi terciptanya kedamaian dan kesejahteraan di seluruh tanah Papua."
Kisah Mama Anggumera dan Anes adalah cerminan nyata dari pengabdian prajurit TNI yang tidak hanya hadir di garis depan pertempuran, tetapi juga di garis depan kemanusiaan. Mereka membawa harapan, menyembuhkan luka, dan mengusir demam, menunjukkan bahwa di balik seragam loreng, ada jiwa-jiwa pahlawan yang siap mengulurkan tangan untuk masyarakat Papua.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono