Kediri - Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Kediri kembali menunjukkan komitmennya terhadap pembinaan generasi muda melalui kegiatan edukatif dan sosial. Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah yang menjadi salah satu naungan LDII menggelar kegiatan sosialisasi dan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut bagi para santri, Sabtu (8/11/2025).
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari koordinasi melalui Zoom Meeting antara pihak pesantren dengan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Brawijaya Malang dan FKG Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Bhakti Wiyata Kediri yang dilakukan pada awal November lalu.
Pelaksanaan kegiatan berlangsung di dua lokasi, yaitu Gedung Budi Luhur lantai tiga dan empat untuk santri usia sekolah dasar, serta Gedung DMC lantai lima untuk santri jenjang SMP hingga SMA. Kegiatan dimulai sejak pukul 08.30 hingga 11.30 WIB dan diikuti ratusan santri dengan antusias.
Sinergi Dunia Pendidikan dan LDII Kediri untuk Santri Sehat
Ketua Ponpes Wali Barokah, Drs.H.Sunarto, M.Si, menyampaikan apresiasi tinggi atas kerja sama antara dunia pendidikan tinggi dan lingkungan pesantren. Ia menyebut kolaborasi ini sejalan dengan visi LDII dalam membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia.
“Terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah berkenan bekerja sama dengan kami. Kesehatan fisik dan jasmani merupakan kebutuhan dasar selain sandang dan pangan. Kuncinya ada pada penyuluhan dan pemeriksaan berkala seperti yang kita lakukan hari ini, ” ujar Sunarto.
Menurutnya, kesadaran santri terhadap kesehatan gigi dan mulut masih perlu ditingkatkan. Melalui kegiatan ini, pihak pesantren berharap para santri mulai peduli dan menjadikannya bagian dari gaya hidup sehat sehari-hari.
“Apalah artinya cita-cita setinggi langit kalau tidak ditopang kesehatan yang memadai. Kami ingin santri sadar pentingnya menjaga kesehatan sejak dini agar bisa maksimal di masa depan, ” tambahnya.
Perwakilan Universitas Brawijaya, Dr. drg. Merlya B, M.Mrs, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat, yang juga merespons rendahnya tingkat literasi kesehatan gigi nasional.
Menurut data tahun 2023, hanya sekitar 1 persen remaja dengan masalah gigi berlubang yang datang ke dokter gigi untuk berobat.
"Banyak anak menganggap gigi berlubang itu sepele, padahal infeksinya bisa berbahaya. Karena itu kami hadir untuk memberikan literasi dan pemeriksaan dasar agar masalah bisa ditangani sejak dini, ” jelas Merlya.
Sementara itu, Dekan FKG IIK Bhakti Wiyata Kediri, Dr. Puspa D. Rohmaniar, M.Kes, menegaskan bahwa kesehatan gigi dan mulut berpengaruh langsung terhadap konsentrasi belajar dan kepercayaan diri santri.
"Kalau ada santri yang sakit gigi, kami tidak hanya berikan obat, tapi juga tindak lanjut di Rumah Sakit Gigi dan Mulut IIK Bhakti Wiyata agar tuntas, ” ujarnya.
Dukungan dari LDII: Bentuk Kepedulian Generasi Muda
Ketua Pemuda LDII Kota Kediri, Asyhari Eko Prayitno, juga memberikan tanggapan atas kegiatan ini. Menurutnya, LDII sangat mendukung langkah-langkah nyata yang menyentuh aspek kesehatan dan pembinaan karakter santri.
"LDII selalu berkomitmen membentuk generasi yang profesional religius, dan kesehatan menjadi bagian penting dari pembinaan itu. Kami mengapresiasi sinergi Ponpes Wali Barokah dengan perguruan tinggi yang memberikan dampak langsung bagi para santri, ” ujar Asyhari.
Ia menambahkan, kegiatan edukasi kesehatan seperti ini sejalan dengan program Pemuda LDII Kota Kediri dalam membangun kesadaran hidup sehat di kalangan remaja, terutama di lingkungan pesantren dan masyarakat luas.
“Santri bukan hanya harus kuat dalam ilmu agama, tapi juga harus sehat secara fisik. Dengan tubuh yang sehat, mereka bisa lebih produktif, berakhlak, dan siap menjadi penerus bangsa yang berdaya saing, ” tambahnya.
Komitmen LDII Kediri Terhadap Santri Sehat dan Berdaya
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa LDII Kota Kediri tidak hanya fokus pada dakwah dan pendidikan moral, tetapi juga memperhatikan aspek kesehatan generasi muda. Melalui sinergi antara Ponpes Wali Barokah, FKG Universitas Brawijaya, dan IIK Bhakti Wiyata, diharapkan akan lahir santri-santri yang sehat jasmani dan rohani.
Langkah ini diharapkan menjadi contoh kolaborasi positif antara pesantren, perguruan tinggi, dan organisasi masyarakat seperti LDII, dalam membangun sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan berkarakter.















































