PANGKEP SULSEL– SDN 26 Tamanroja, yang terletak di Desa Batara, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, terus berupaya meningkatkan keterampilan siswa, khususnya di bidang seni dan budaya lokal. Kepala Sekolah Hj. Hamsinah, S.Pd, saat ditemui di ruang tamu sekolah pada Senin (24/2/2025), mengungkapkan bahwa pihaknya sedang fokus mengembangkan keterampilan seni tari serta membatik bagi para siswa.
“Kami ingin melestarikan seni dan budaya daerah kepada generasi muda. Oleh karena itu, kami mengajarkan siswa berbagai tarian tradisional seperti Tari Empat Etnis, Tari Paduppa, serta keterampilan membatik dengan teknik Eco Print, juga buat makanan tradisional yang termasuk kearifan lokal" ujar Hj. Hamsinah.
Tari Empat Etnis sendiri merupakan tarian khas Sulawesi Selatan yang mencerminkan keberagaman budaya Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja. Sementara itu, Tari Paduppa dikenal sebagai tari penyambutan tamu kehormatan dalam adat Bugis. Kedua tarian ini diajarkan agar siswa tidak hanya memiliki keterampilan seni, tetapi juga memahami dan mencintai budaya leluhurnya.
Selain seni tari, siswa SDN 26 Tamanroja juga dibekali keterampilan membatik dengan teknik Eco Print, yaitu metode membatik ramah lingkungan yang menggunakan bahan alami seperti daun dan bunga untuk menciptakan motif unik di atas kain. Teknik ini diajarkan sebagai bentuk edukasi sekaligus upaya memperkenalkan metode seni yang lebih berkelanjutan.
Menurut Hj. Hamsinah, kegiatan ini mendapat antusiasme tinggi dari para siswa. Mereka tidak hanya belajar menari dan membatik, tetapi juga memahami makna filosofis di balik setiap gerakan tari dan corak batik yang mereka buat. “Ini bukan hanya soal keterampilan, tetapi juga membentuk karakter siswa agar lebih menghargai budaya sendiri, ” tambahnya.
Program seni ini juga didukung oleh para guru dan orang tua siswa. Beberapa orang tua bahkan ikut berkontribusi dalam mengajarkan teknik membatik Eco Print kepada siswa. “Kami berharap dengan keterlibatan orang tua, anak-anak semakin termotivasi dan bisa meneruskan keterampilan ini di masa depan, ” kata salah satu guru seni di sekolah tersebut.
Dengan adanya pelatihan seni tari dan membatik ini, SDN 26 Tamanroja bertekad mencetak generasi muda yang kreatif, berbudaya, dan memiliki keterampilan yang dapat menjadi bekal di kemudian hari. Ke depan, sekolah ini berencana mengadakan pertunjukan seni dan pameran hasil karya siswa agar masyarakat lebih mengenal potensi seni lokal.
“Kami ingin anak-anak SDN 26 Tamanroja tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga memiliki keterampilan yang bisa mereka banggakan. Semoga dengan program ini, mereka semakin mencintai dan menjaga budaya warisan leluhur, ” tutup Hj. Hamsinah. ( Herman Djide)