MOROWALI, Indonesiasatu.id - Sejumlah organisasi mahasiswa di Kabupaten Morowali menyampaikan apresiasi atas langkah Kepala Dinas Pendidikan (Kadis) Arifin Lakane yang membuka dialog konstruktif dalam menyelesaikan polemik beasiswa 2025. Sikap tidak arogan dan terbuka terhadap kritik yang ditunjukkan Arifin Lakane dinilai positif dalam mencari solusi terbaik.
Pertemuan yang dihadiri perwakilan dari 12 lembaga mahasiswa, termasuk Gerakan Revolusi Demokratik (GRD) dan Aliansi Mahasiswa Morowali, membahas perkembangan dan opsi penyelesaian bagi 718 mahasiswa yang belum menerima pencairan beasiswa tahap ketiga.
Ketua GRD Morowali, Amrin, menyatakan bahwa diskusi ini memberikan kejelasan dan harapan baru. "Dinas Pendidikan Kabupaten Morowali sudah berkomitmen mengakomodir 718 mahasiswa dan akan diusahakan semaksimal mungkin untuk dicairkan di 2025. Ini sudah menjadi komitmen bersama, " ujarnya.
Amrin juga berharap pengelolaan data penerima beasiswa di masa depan lebih efektif agar masalah serupa tidak terulang. "Kami berharap penuh kepada Bupati dan Kepala Dinas Pendidikan agar ke depan pengolahan data lebih tertib dan efisien, sehingga tahun 2026 nanti fokusnya bukan lagi menyelesaikan masalah, tapi pada evaluasi dan peningkatan program, " imbuhnya.
Fikar, perwakilan Aliansi Mahasiswa Morowali, mendukung langkah Dinas Pendidikan dan Pemda untuk menuntaskan persoalan beasiswa. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar hambatan serupa tidak terulang. "Kita mendukung penuh langkah Dinas Pendidikan dan Pemda. Namun ke depan kami berharap tidak lagi terjadi keterlambatan seperti ini, " kata Fikar.
Harun, mewakili mahasiswa politeknik, mengusulkan forum diskusi rutin sebagai wadah komunikasi antara mahasiswa dan pemerintah. Sementara itu, Asbal Rasid dari HMI Cabang Morowali menyoroti perlunya koordinas9i yang lebih baik dari tim pelaksana beasiswam
Para mahasiswa yang hadir sepakat bahwa hasil diskusi ini menjadi bukti keterbukaan dan komitmen Pemerintah Daerah Morowali dalam menyelesaikan persoalan pendidikan secara transparan dan berkeadilan.
Langkah Kadis Pendidikan, Arifin Lakane, menyelesaikan polemik beasiswa Morowali, patutlah dicontoh pejabat lainnya maupun pemangku kepentingan agar mengedepankan cara-cara persuasif dan merangkul bukan dengan cara arogan apalagi bersikap anti kritik.
Mesti Arifin Lakane baru seumur jagung menjabat Kadis Pendidikan Morowali, sudah membuktikan kiprahnya dan kebisaannya bahwa tak ada persoalan yang tak bisa selesaikan asalkan dilakukan dengan hati terbuka dan kepala dingin pastinya menemukan jalan solusinya.
Sikap Kadis Pendidikan Arifin Lakane itu tak terlepas saat dirinya menjabat sebagai Kadis Sosial Morowali dengan durasi waktu cukup lama, mengurusi nasib dan masa depan orang banyak. Ia ditempah agar memiliki jiwa sosial tinggi, jika itu sudah melekat di hati niscaya persoalan akan diselesaikan dari hati ke hati.












































