BARRU - Aktivitas belajar mengajar serta mobilitas warga di Desa Lalabata, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, terganggu total pada hari Senin (27/10/2025), pukul 07.00 Wita., akibat banjir yang menggenangi jalan poros Bungi-Matajang.
Banjir yang disebabkan intensitas hujan tinggi ini dilaporkan mencapai ketinggian yang mengkhawatirkan, terutama di sekitar area terowongan rel kereta api.
Warga, termasuk para tenaga pendidik, terpaksa memutar balik atau mencari alternatif jalan yang sulit. Ketinggian air di titik terparah, yaitu di sekitar terowongan rel kereta api, dilaporkan mencapai setinggi pinggang orang dewasa.
Ketinggian air yang ekstrem ini membuat akses jalan tersebut praktis tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat, bahkan berjalan kaki pun berisiko.
Dampak paling signifikan dirasakan oleh institusi pendidikan, terutama, Guru SD Lempang dan Guru dan Siswa SMPN Matajang.
Banyak guru dan siswa yang tinggal di luar Desa Lalabata atau harus melintasi jalan poros Bungi-Matajang terhalang untuk mencapai sekolah.
Akibatnya, kegiatan belajar mengajar di dua sekolah tersebut dipastikan terganggu atau bahkan lumpuh sementara.
"Beberapa guru dari Lempang dan Matajang terpaksa tidak bisa masuk karena ketinggian air di terowongan sudah tidak memungkinkan untuk dilalui, " ujar salah seorang guru SD Lempang.
Selain sektor pendidikan, masyarakat umum juga mengalami kesulitan besar. Jalan poros Bungi-Matajang merupakan jalur vital penghubung antar dusun.
Terputusnya akses ini menghambat aktivitas perekonomian, termasuk distribusi hasil bumi dan akses masyarakat menuju pusat pelayanan dan pasar.
Pihak terkait, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Barru, diimbau segera turun tangan untuk melakukan penanganan darurat, pemantauan, dan memastikan keselamatan warga di sekitar lokasi banjir.











































