TMMD Bangkitkan Bendungan Sebumbung: Air, Asa, dan Awal Baru untuk Desa Kecapi

8 hours ago 3

JEPARA - Setelah bertahun-tahun terbenam dalam kesunyian dan kerusakan, Bendungan Sebumbung di Desa Kecapi, Kabupaten Jepara, akhirnya dibangkitkan dari "tidurnya" yang panjang. Berkat sinergi Satgas Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD), Pemerintah Daerah, dan masyarakat, sebuah langkah besar menuju kebangkitan pertanian dan kesejahteraan desa pun dimulai, Kamis (15/5/2025).

Bendungan yang dulunya menjadi nadi utama pengairan sawah seluas lebih dari 40 hektare itu kini mengalami penyempitan dan pendangkalan parah. Permukaannya nyaris tertutup oleh tanaman air liar bernama *Rembulung*, yang menghambat aliran air dan mematikan fungsinya. Kini, hanya 10 hektare sawah yang bisa dialiri air secara optimal bahkan saat musim kemarau, jumlah itu menyusut drastis menjadi 5 hektare.

Krisis air ini tak hanya berdampak pada pertanian, tapi juga kehidupan sehari-hari.

Sumur-sumur warga mulai mengering, musim tanam menjadi tak menentu, dan hasil panen anjlok. Petani terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk mencari sumber air lain, dan warga harus berjalan jauh atau membeli air bersih demi kebutuhan dasar. Lambat laun, desa mulai kehilangan denyut ekonominya.

Melihat kondisi genting ini, normalisasi Bendungan Sebumbung menjadi harga mati. Rencana besar pun disusun—meliputi pengerukan lumpur, pembersihan tanaman liar, pelebaran area tampung, hingga perbaikan saluran irigasi. Tujuannya jelas: mengembalikan dan bahkan meningkatkan kapasitas bendungan, agar bisa kembali mengairi 40 hektare lahan, meningkatkan indeks pertanaman dari satu kali menjadi dua atau tiga kali setahun.

Namun, TMMD tak hanya melihat ini sebagai proyek teknis.

“Bendungan ini bukan sekadar waduk. Ia adalah harapan yang selama ini terkubur. Kami datang bukan hanya membawa alat berat, tapi juga semangat gotong royong dan harapan baru, ” ujar Kapten Inf Ngadino, Pasiter Kodim 0719/Jepara.

Melalui koordinasi dengan Dandim Letkol Arm Khoirul Cahyadi, S.E., serta dukungan Dinas PUPR, ekskavator dan alat berat lainnya dikerahkan untuk mempercepat pengerjaan. Namun, proyek ini bukan pekerjaan satu pihak. TMMD hadir sebagai jembatan. Kunci keberhasilannya justru ada di tangan masyarakat sendiri.

Pemerintah Desa Kecapi bersama kelompok tani, karang taruna, dan warga umum bergotong royong menjaga semangat kolektif: mengawasi, menyuplai logistik, hingga turun langsung membersihkan area bendungan. Inilah contoh nyata pembangunan berbasis partisipasi rakyat.

Lebih dari itu, Bendungan Sebumbung memiliki potensi melampaui peran teknisnya. Dengan penataan yang tepat, kawasan ini bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata lokal, pusat edukasi lingkungan, bahkan kawasan pengembangan perikanan air tawar dan UMKM.

Bagi warga Kecapi, air bukan sekadar kebutuhan ia adalah simbol kehidupan.

Normalisasi bendungan bukan hanya soal memperbaiki infrastruktur, tetapi menyelamatkan masa depan generasi desa. Ini adalah bukti bahwa ketika negara hadir lewat TNI, pemerintah daerah, dan rakyatnya sendiri, perubahan bukanlah mimpi—ia nyata, mengalir seperti air yang kembali menyejukkan tanah yang dulu gersang. ( Pendim 0719)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |